Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Masuki Tahap Akhir

Photo Author
- Rabu, 15 Januari 2025 | 22:20 WIB
Seorang warga Palestina duduk di antara puing-puing bangunan yang hancur setelah pasukan Israel meninggalkan Khan Younis, Jalur Gaza, Rabu, 6 Maret 2024.   ((AP Photo/Mohammed Dahman))
Seorang warga Palestina duduk di antara puing-puing bangunan yang hancur setelah pasukan Israel meninggalkan Khan Younis, Jalur Gaza, Rabu, 6 Maret 2024. ((AP Photo/Mohammed Dahman))


Krjogja.com - Doha - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari pada Selasa (14/1/2025) mengatakan bahwa negosiasi gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Jalur Gaza sudah berada di "tahap akhir".

"Kami percaya bahwa kami sudah di tahap akhir ... tentu kami berharap ini akan segera menghasilkan kesepakatan," kata Ansari seperti dikutip dari CNA, Rabu (15/1).

"Kami telah mencapai titik di mana isu-isu besar yang menghalangi kesepakatan sudah ditangani."

Baca Juga: Jajaki Pasar Global, Produk UMKM Karanganyar Dikurasi

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang merupakan yang paling mematikan dalam sejarah Israel, diklaim Israel menyebabkan 1.210 orang tewas.

Pada hari itu, militan juga menyandera 251 orang, di mana 94 di antaranya masih ditahan di Jalur Gaza, termasuk 34 yang menurut militer Israel telah tewas. Sementara itu, serangan balasan Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu, menurut otoritas kesehatan wilayah itu, telah menewaskan setidaknya 46.645 warga Palestina.

Baca Juga: 1.034 Pedagang Resmi Pindah ke Teras Malioboro Ketandan dan Beskalan, Bisa Langsung Berjualan

Sumber yang mengetahui informasi tentang negosiasi di Doha sebelumnya mengungkapkan bahwa kepala badan intelijen Israel, utusan Timur Tengah Amerika Serikat (AS), serta perdana menteri Qatar, dijadwalkan hadir dalam perundingan.

"Para mediator akan mengadakan pembicaraan terpisah dengan Hamas," kata sumber tersebut.

Menolak Gencatan Senjata
Media Israel dan sumber yang dekat dengan negosiasi menuturkan bahwa fase pertama dari kesepakatan akan termasuk pembebasan 33 sandera Israel, sementara dua sumber Palestina yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada AFP bahwa Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina sebagai gantinya.

Seorang pejabat pemerintah Israel menyebutkan bahwa "beberapa ratus teroris akan dibebaskan" sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan itu.

Media Israel melaporkan pula pada Selasa bahwa menurut kesepakatan yang diusulkan, Israel akan diizinkan untuk mempertahankan zona penyangga di dalam Jalur Gaza selama pelaksanaan fase pertama.

Hamas menyatakan pihaknya berharap mendapatkan "kesepakatan yang jelas dan komprehensif". Selain itu, mereka menuturkan telah melakukan konsultasi dengan faksi Palestina lainnya dan memberi tahu tentang "kemajuan yang telah dicapai".

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich memperingatkan pada Senin (13/1) bahwa dia menentang kesepakatan apa pun yang menghentikan perang, dengan menyebutnya sebagai "bencana bagi keamanan nasional Israel".

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir turut menentang kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X