Trump Jadi Presiden AS Lagi, PM Singapura: Dunia di Ambang Perang Dunia Ketiga

Photo Author
- Selasa, 28 Januari 2025 | 21:50 WIB
Tangkapan layar - Presiden Ke-47 Amerika Serikat, Donald Trump, dalam pidato pelantikannya di Capitol Rotunda, Washington DC, Selasa (21/1/2025). ANTARA/youtube@foxnews/am.
Tangkapan layar - Presiden Ke-47 Amerika Serikat, Donald Trump, dalam pidato pelantikannya di Capitol Rotunda, Washington DC, Selasa (21/1/2025). ANTARA/youtube@foxnews/am.

KRjogja.com - SINGAPURA - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China diketahui pasang surut. Hal itu memancing reaksi Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, yang kemudian memperingatkan potensi terjadinya 'perang dunia ketiga' jika kedua negara memaksa seluruh dunia untuk memihak.

Laporan The Fortune yang dikutip Minggu (26/1/2025) menyebut bahwa pemimpin Singapura itu berpikir perpecahan penuh antara Washington dan Beijing tidak mungkin terjadi, namun memperingatkan bahwa bencana akan terjadi jika kedua belah pihak tidak dapat akur—dan menyeret seluruh dunia bersama mereka.

Pandangan itu disampaikan PM Singapura Lawrence Wong pada sebuah acara di Universitas Nasional Singapura hari Selasa (21/1/2025), ketika ditanya apa arti masa jabatan kedua Donald Trump atau Donald Trump jilid 2 bagi kawasan.

Baca Juga: Run & Fit Puncak Anniversary 48 th Gardena Jogja Diikuti Ribuan Peserta

Menurut Straits Times, Wong menyatakan bahwa meskipun AS dan China bersaing untuk menjadi pemimpin global, baik Washington maupun Beijing tidak menginginkan perang.

Namun, PM Wong memperingatkan bahwa negara-negara seperti Singapura tidak boleh dipaksa untuk memihak, bergabung dengan blok AS atau blok China. "Langkah seperti itu dapat membawa dunia ke ambang perang dunia ketiga," katanya.

Meskipun telah memperingatkannya, Wong mengatakan pada hari Selasa (21/1/2025) bahwa ia merasa tidak mungkin hubungan antara AS dan China akan menjadi begitu buruk hingga memicu "perang dunia ketiga."

"Jika AS memutuskan hubungan dengan China, hal itu akan sangat merugikan ekonomi AS dan warga negara Amerika. Banyak barang yang diproduksi dan diimpor AS untuk rakyatnya berasal dari China, jadi saya tidak melihat bagaimana pemisahan sepenuhnya dapat terjadi pada tahap ini," Mothership.sg, media lokal lainnya, melaporkan pernyataan Lawrence Wong.

Baca Juga: Cerita Pemilik Mie Ayam di Depan SSA, Dilarisi Suporter PSS Ratusan Porsi hingga Harus Tutup Lebih Cepat

Adapun pada hari Selasa (21/1/2025), Donald Trump mengemukakan kemungkinan tarif baru sebesar 10% untuk barang-barang China paling cepat pada tanggal 1 Februari, yang akan menjadi langkah pertama dalam kemungkinan perang dagang baru antara AS dan China. Pada hari Rabu, pejabat China menegaskan kembali bahwa “tidak ada pemenang dalam perang dagang atau tarif.”

Perusahaan global terus bergantung pada China untuk rantai pasokan mereka. Para ahli mencatat bahwa China masih menjadi satu-satunya negara yang dapat memproduksi produk rumit, seperti motherboard dan elektronik, dalam skala besar dan dengan biaya rendah. Pengecer AS juga bergantung pada China untuk impor murah.

PM Wong menambahkan, masalah juga dapat terjadi di sekitar titik-titik panas geopolitik seperti Laut China Selatan atau Selat Taiwan.

Diketahui bahwa Beijing mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, yang menyebabkan sengketa teritorial dengan negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina dan Vietnam. Dalam beberapa tahun terakhir, China juga telah mencoba untuk mendukung klaimnya dengan membangun pulau-pulau buatan atau mengganggu kapal-kapal dari negara-negara pesaing.

Baca Juga: Senggotan Punya Lapangan Volly Terbaik di Kapanewon Kasihan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X