Ia mengutip bunyi Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan bahwa penjajahan harus dihapuskan karena bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Oleh karena itu, visi peradaban global harus tetap menjadi rujukan dalam gerakan kebangsaan Indonesia.
Membangun Solidaritas Global melalui Media Sosial
Sementara itu, Guru Besar Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menyoroti pentingnya membangun kesadaran dunia melalui kampanye di media sosial.
"Kita bisa mendorong rakyat Amerika Serikat untuk menekan pemerintah mereka secara konstitusional agar mengubah kebijakan luar negeri yang selama ini berpihak kepada Israel," katanya.
Ia menegaskan bahwa aksi menyebarluaskan informasi mengenai kekejaman Israel melalui media sosial dapat menjadi alat efektif dalam membentuk opini publik global.
Di sisi lain, Ketua PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla, menyoroti kebijakan represif Presiden AS, Donald Trump, yang berusaha membungkam simpati terhadap Palestina di dalam negeri. Salah satu contohnya adalah penangkapan Mahmoud Khalil, seorang mahasiswa Universitas Columbia yang dituduh sebagai aktor intelektual di balik gelombang protes pro-Palestina di AS.
"Di era Trump, ada upaya sistematis untuk membungkam opini publik yang mendukung Palestina," ujar Ulil.
Dengan semakin masifnya serangan terhadap Palestina, dukungan global menjadi kunci dalam perjuangan menuju kemerdekaan penuh. Indonesia dan negara-negara Islam lainnya diharapkan dapat memainkan peran strategis dalam menekan Israel dan sekutunya agar menghentikan penjajahan terhadap Palestina.(*)