China Sepi Tangis Bayi, Pemerintah Gulirkan Subsidi

Photo Author
- Kamis, 31 Juli 2025 | 16:10 WIB
 Seorang bayi tersenyum, orang tua di Inggris, trens menamai Muhammad yang kini menempati posisi teratas  (IG @baby_smile)
Seorang bayi tersenyum, orang tua di Inggris, trens menamai Muhammad yang kini menempati posisi teratas (IG @baby_smile)


Beijing - Pemerintah China akan memberikan subsidi sebesar USD 500 atau Rp8 juta per tahun untuk setiap anak, selama anak tersebut berusia di bawah tiga tahun.

Kebijakan ini diumumkan seiring dengan meningkatnya kekhawatiran atas krisis demografi yang menghantui negara dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia tersebut.

Populasi China telah menurun selama tiga tahun berturut-turut. Model demografi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan angka tersebut bisa menyusut dari 1,4 miliar saat ini menjadi 800 juta pada tahun 2100.

Menurut laporan CCTV, subsidi berskala nasional ini berlaku surut sejak 1 Januari.

"Ini adalah kebijakan besar berskala nasional yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan publik," sebut laporan CCTV. "Kebijakan ini memberikan subsidi langsung tunai kepada keluarga di seluruh negeri, membantu mengurangi beban dalam membesarkan anak."

Jumlah kelahiran di China tahun lalu hanya mencapai 9,54 juta. Angka ini merupakan setengah dari jumlah kelahiran pada 2016, yaitu tahun ketika kebijakan satu anak — yang telah diberlakukan selama lebih dari tiga dekade — resmi diakhiri.

Tahun lalu, populasi China menurun sebanyak 1,39 juta jiwa. Selain itu, pada 2023, China harus merelakan posisinya sebagai negara terpadat di dunia kepada India.

Tingkat pernikahan pun mencapai rekor terendah lantaran banyak pasangan muda memilih untuk tidak memiliki anak akibat mahalnya biaya pengasuhan dan pertimbangan karier.

Para analis memperingatkan bahwa subsidi semata tidak akan cukup untuk membalikkan tren penurunan populasi China ataupun mendorong pemulihan belanja domestik yang telah lama lesu.

"Jumlah subsidi yang diberikan terlalu kecil untuk bisa berdampak langsung pada peningkatan angka kelahiran maupun mendorong konsumsi rumah tangga dalam jangka pendek," ujar Zichun Huang, ekonom China dari Capital Economics. "Namun, kebijakan ini tetap menjadi tonggak penting karena untuk pertama kalinya pemerintah memberikan bantuan langsung kepada rumah tangga dan hal ini bisa menjadi dasar bagi kebijakan transfer fiskal yang lebih besar di masa depan."

Populasi Menyusut dan Menua dengan Cepat
Sebelum adanya kebijakan ini, banyak pemerintah daerah telah lebih dulu meluncurkan program subsidi untuk mendorong angka kelahiran.

Pada Maret, Kota Hohhot — ibu kota wilayah Mongolia Dalam di China utara — mulai memberikan subsidi hingga 100.000 yuan untuk setiap bayi baru lahir bagi pasangan dengan tiga anak atau lebih. Sementara itu, anak pertama dan kedua masing-masing berhak mendapat subsidi sebesar 10.000 dan 50.000 yuan.

Di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, otoritas setempat memberikan subsidi sebesar 500 yuan per bulan kepada keluarga yang memiliki anak ketiga, sampai anak tersebut berusia tiga tahun.

Di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, pemerintah memberikan bantuan tunai sekali bayar sebesar 25.000 yuan kepada pasangan yang memiliki anak ketiga.

Menurut data resmi, lebih dari 20 pemerintah provinsi di China saat ini telah menyediakan subsidi untuk pengasuhan anak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X