Kematian Jurnalis Anas al-Sharif, Menambah Daftar Rentetan Jurnalis Gaza yang Tewas Dibunuh Tentara Israel

Photo Author
- Senin, 11 Agustus 2025 | 19:35 WIB
Israel Negara Terburuk Tempat Bekerja
Israel Negara Terburuk Tempat Bekerja


Krjogja.com -Gaza- Jurnalis Al Jazeera, Anas al-Sharif masuk ke dalam daftar jurnalis yang tewas dibunuh oleh tentara Israel di Gaza. Bersama empat rekannya: Mohammed Qreiqeh, Ibrahim Zaher dan Mohammed Noufal, Anas al Sharif tewas pada Minggu (10/8) ketika Israel meluncurkan serangan yang menargetkan tenda-tenda yang terletak di luar gerbang utama Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza.

Dalam pesan terakhirnya yang ditulis pada 6 April dan akan diterbitkan ketika ia meninggal, al-Sharif mengatakan bahwa ia "merasakan penderitaan dalam setiap detailnya" dan "merasakan kesedihan dan kehilangan berulang kali".

Tuduhan dan tanggapan media Israel Defense Forces (IDF) sebelumnya mengklaim bahwa para jurnalis, termasuk Al-Sharif, memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok militan. Al Jazeera mengecam tuduhan ini sebagai upaya untuk membungkam jurnalis.

Baca Juga: Kredit Korporasi Tumbuh Positif, BRI Dukung Ekspansi Sektor Produktif

Al Jazeera Media Network mengecam pembunuhan tersebut sebagai "serangan terang-terangan dan direncanakan terhadap kebebasan pers". "Serangan ini terjadi di tengah konsekuensi bencana dari serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang telah menyebabkan pembantaian tanpa henti terhadap warga sipil, kelaparan massal, dan penghancuran menyeluruh terhadap komunitas-komunitas," kata Al Jazeera Media Network.

Committee to Protect Journalist (CPJ) melaporkan bahwa ratusan jurnalis telah tewas sejak Israel mendeklarasikan perang terhadap Hamas, setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Per 5 Agustus 2025, hasil dari pengumpulan data CPJ menunjukkan bahwa setidaknya 186 jurnalis dan pekerja media termasuk di antara lebih dari puluhan ribu orang yang tewas di Gaza, West Bank, Israel, dan Lebanon sejak perang dimulai. CPJ sedang menyelidiki lebih dari 130 kasus tambahan terkait pembunuhan, penangkapan, dan penyerangan terhadap jurnalis lainnya.

Baca Juga: Kasus Prada Lucky, 4 Prajurit Sudah Tersangka, 16 Masih Diperiksa Intensif

"Sejak 7 Oktober 2023, jurnalis Palestina dibantai tanpa henti, sementara dunia hanya menonton. Ini adalah serangan langsung dan tanpa preseden terhadap kebebasan pers," kata Direktur Regional CPJ Sara Qudah.

"Jurnalis adalah warga sipil dan tidak boleh dijadikan target. Mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini harus dimintai pertanggungjawaban," tambah Sara Qudah.

CPJ mencatatkan bahwa sebagian besar pembunuhan jurnalis Palestina, dua pertiga diantaranya disebabkan oleh serangan udara Israel. Penyebab kematian paling umum kedua adalah serangan drone dengan lebih dari 20 anggota media tewas.

IDF telah berulang kali menegaskan kepada media bahwa tentara tidak secara sengaja menargetkan jurnalis. Tak lama setelah perang dimulai, IDF juga memberitahu awak media bahwa mereka tidak dapat menjamin keselamatan jurnalis yang beroperasi di Gaza.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X