Krjogja.com - Dua ilmuwan muda asal Indonesia, Juan Leonardo dan Fahrul Nurkolis, berhasil mencatat prestasi internasional lewat penemuan senyawa baru bernama Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9). Senyawa ini sudah terdaftar di National Library of Medicine dan tengah diajukan untuk memperoleh hak paten.
Dari Herbal Tradisional hingga Panggung Dunia
Penelitian bermula dari eksplorasi terhadap Delites, obat herbal berbasis formula tradisional Tiongkok yang sudah lama digunakan di Indonesia. Dengan pendekatan bioinformatika, senyawa ini terbukti menargetkan GLP-1 modulator, reseptor penting dalam pengendalian diabetes.
“Mekanisme ini berperan menurunkan kadar gula darah setelah makan, meningkatkan rasa kenyang, sekaligus mendukung kesehatan metabolisme,” jelas Juan.
Baca Juga: Mengenal Agus Setiawan, Sosok Perwakilan Mahasiswa UI yang Hadiri Audiensi Bersama DPR RI
Uji laboratorium menunjukkan perubahan signifikan pada marker metabolik, dan hasil riset telah dipublikasikan di Frontiers in Nutrition (Swiss), jurnal bereputasi kategori Scopus Q1. Penelitian ini juga diperkuat oleh kolaborasi dengan pakar senior seperti Dr. Rony (USU) dan Prof. Dr. dr. Nurpudji (UNHAS).
Jalan Menuju Paris
Atas kontribusi ini, Juan dan Fahrul diundang sebagai pembicara di International Congress of Nutrition (ICN) 2025 di Paris pada 24–29 Agustus. Forum empat tahunan yang digelar oleh International Union of Nutritional Sciences (IUNS) ini diakui UNESCO dan WHO, serta mendapat dukungan langsung dari Presiden Prancis Emmanuel Macron. ICN dikenal sebagai panggung ilmiah paling bergengsi di bidang gizi dunia.
“Kami mengirimkan abstrak sesuai jadwal ICN pada Juli–Desember 2024, dan hasil seleksi diumumkan Mei 2025. Saat diterima, itu momen bersejarah—karena hanya sedikit peneliti muda dari Indonesia yang bisa tampil di forum sebesar ini,” ujar Fahrul.
Baca Juga: Di Acara Garebeg Mulud, Kanjeng Pangeran Setiawan Bertemu Gusti Kanjeng Ratu Pakoe Boewono XIII
Profil Para Penemu
Juan lahir di Jakarta pada 1993, menempuh pendidikan menengah di Shanghai, kuliah S1 Sains di Boston, serta sekolah medis di Beijing University of Chinese Medicine. Kini ia aktif mengedukasi publik soal gizi melalui akun Instagram @juan.guladarah.
Sementara itu, Fahrul (25) berasal dari Madiun, Jawa Timur. Ia sudah menulis lebih dari 105 publikasi internasional, memiliki hak paten senyawa antikanker dan antidiabetes, serta menjabat sebagai Vice President of Medical Research Center of Indonesia. Saat ini ia berstatus peneliti di UIN Sunan Kalijaga dan mahasiswa pascasarjana Universitas Airlangga.