internasional

Atasi Penyakit Menular dan Pembiayaan Riset, Inggris Gelontorkan Rp37 M

Selasa, 14 Mei 2019 | 14:40 WIB
Rini Suryati

JAKARTA, KRJOGJA.com - Guna mengatasi penyakit menular dan kerjasama 6 riset, pemerintah Ingris dan pemerintah Indonesia gelontorkan Rp 37 Milyar.

"Jadi semua  Rp37 miliar untuk enam penelitian terbaik mengenai penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV, demam berdarah, dan malaria,

Demikian disampaikan Menristekdikti Mohamad Nasir dan Duta Besar Ingris untuk Indonesia. ASEAN, dan Timor Leste Moazzam Malik ,di Menristekdikti Jakarta,Senin (13/5 2019)


Dalam kerja sama berjangka tiga tahun itu, Inggris menyalurkan dana Rp32 miliar, dan Indonesia menyiapkan dana Rp5 miliar.


"Hasil kolaborasi ini akan meningkatkan ketahanan dan kesiapan Indonesia dalam menangani penyakit menular yang mematikan, termasuk melalui intervensi kebijakan maupun pengembangan teknologi farmasi dan inovasi alat medis," kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir. Enam penelitian terbaik yang mendapat pendanaan riset merupakan hasil proses seleksi terbuka yang dilakukan oleh tim pengkaji dari Indonesia dan Inggris terhadap 22 proposal penelitian yang masuk.

Pendanaan riset dalam program itu antara lain diberikan untuk penelitian Dr Anom Bowolaksono dari Universitas Indonesia dan Dr Peter Barlow dari Edinburgh Napier University (Inggris) untuk menguji apakah molekul cathelicidins yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh manusia dapat dimodifikasi untuk memerangi demam berdarah.


Sementara Dr Isra Wahid dari Universitas Hasanuddin dan Dr Janet Cox-Singh dari University of St Andrews di Inggris mendapatkan pendanaan untuk meneliti peran interaksi binatang dan manusia dalam penyebaran penyakit menular seperti malaria di pedalaman Sulawesi; dan Profesor Irwanto dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan Dr Keerti Gedela dari University of Chelsea & Westminster Hospital NHS Foundation Trust menerima pendanaan untuk meneliti upaya pencegahan HIV yang inovatif.


Selain itu pendanaan diberikan untuk penelitian mengenai diagnosis dini dan pengawasan selama masa pengobatan tuberkulosis di Bandung yang dilakukan oleh Profesor Ida Parwati dari Universitas Padjadjaran Bandung dan Profesor Taane Clark dari the London School of Hygiene & Tropical Medicine.


Halaman:

Tags

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB