SURIAH – Rezim Bashar al-Assad resmi tumbang setelah kelompok oposisi berhasil merebut ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12). Peristiwa ini menandai berakhirnya 13 tahun perang saudara yang memecah belah negara tersebut. Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, bersama keluarganya telah tiba di Moskow, Rusia, yang memberikan suaka atas dasar kemanusiaan.
Namun, langkah Rusia melindungi Assad bukan sekadar tindakan simpati. Dukungan Rusia terhadap rezim Assad memiliki banyak keuntungan strategis, geopolitik, ekonomi, hingga ideologis.
Baca Juga: Bashar al-Assad Tiba di Moskow, Rusia Berikan Suaka Kemanusiaan
Berikut adalah alasan utama Rusia mempertahankan hubungan erat dengan Suriah meski rezim Assad telah jatuh.
Mengamankan Kepentingan Geopolitik di Timur Tengah
Bagi Rusia, Suriah adalah sekutu penting di Timur Tengah, kawasan strategis dalam percaturan politik global. Melalui dukungannya terhadap Assad, Rusia memastikan posisinya sebagai pemain utama di kawasan ini. Suriah menjadi basis untuk menjaga pengaruh terhadap konflik regional, seperti isu Palestina, kesepakatan nuklir Iran, hingga menyeimbangkan kekuatan dengan Amerika Serikat.
Keuntungan bagi Rusia:
- Pengaruh kuat di Timur Tengah memberi Rusia daya tawar lebih tinggi dalam diplomasi internasional.
- Rusia tetap relevan dalam perundingan global terkait isu-isu strategis kawasan.
Mempertahankan Basis Militer Strategis
Suriah menjadi rumah bagi pangkalan militer penting Rusia. Pelabuhan Tartus, satu-satunya pangkalan angkatan laut Rusia di Laut Mediterania, memungkinkan Moskow memproyeksikan kekuatan militernya secara global. Selain itu, pangkalan udara Hmeimim di Suriah juga memperkuat kemampuan Rusia untuk beroperasi di wilayah Eropa, Afrika Utara, dan Timur Tengah.
Keuntungan:
- Akses tak terbatas ke Laut Mediterania untuk kepentingan militer dan ekonomi.
- Penguatan posisi militer Rusia di kawasan strategis dunia.
Menantang Hegemoni Barat
Dukungan Rusia terhadap Assad menjadi cara untuk menentang dominasi Amerika Serikat dan sekutu Barat di Timur Tengah. Rusia membuktikan bahwa mereka mampu menjadi kekuatan global yang menyeimbangkan pengaruh Barat, khususnya setelah intervensi NATO di Libya pada 2011.
Keuntungan:
- Meningkatkan citra Rusia sebagai penantang utama AS di arena internasional.
- Menunjukkan keberhasilan operasi militer Rusia melalui intervensi di Suriah.