internasional

ISI Yogyakarta Tuan Rumah Peringatan KAA, Akademisi 20 Negara Dunia Kumpul Jelajahi Seni Budaya Indonesia

Senin, 3 November 2025 | 15:30 WIB
Delegasi 20 negara dunia saat kumpul di ISI Yogyakarta. (Harminanto)

KRjogja.com - BANTUL - Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menjadi tuan rumah kegiatan Yogya Sharing Seminar: Cultural Diversity in A Globalised World – Challenges and Perspective, Senin (3/11/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang menyoroti semangat kesetaraan dan solidaritas antarbangsa, sekaligus menjadi ajang kolaborasi seni dan budaya lintas negara.

Rektor ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi, M.Sn., menyampaikan keterlibatan ISI Yogyakarta dalam kegiatan ini merupakan bentuk partisipasi aktif dunia seni dalam menghidupkan kembali nilai-nilai KAA. ISI dikatakannya ikut menyemarakkan peringatan Konferensi Asia-Afrika.

"Dari KAA kita belajar nilai kesetaraan dan semangat non-blok. Selain itu, kami ingin memperkenalkan suasana dan budaya Indonesia melalui seni, dan ISI menjadi tempat yang tepat karena memiliki banyak program studi di bidang seni," ungkap Irwandi usai pembukaan.

Baca Juga: Kasus Lakalantas UGM: Kuasa Hukum Minta Terdakwa Mahasiswa BMW 'Onslag'

Dalam seminar ini hadir sekitar 20 akademisi dari berbagai negara, di antaranya Brasil, Burkina Faso, Kamerun, India, Polandia, Jerman, Prancis dan Romania. Mereka berpartisipasi dalam seminar, lokakarya, hingga pertunjukan seni kolaboratif bersama mahasiswa dan dosen ISI Yogyakarta.

Sementara, Wakil Rektor III ISI Yogyakarta, Dr. Kholid Arif Rozaq, menjelaskan kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara ISI Yogyakarta dan Bandung Network, jaringan akademik yang berfokus pada penguatan nilai-nilai KAA dalam konteks globalisasi. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dengan berbagai agenda, mulai dari seminar akademik, workshop seni, penayangan film lintas negara, hingga International Dance Festival di Laboratorium Seni ISI Yogyakarta.

"Puncaknya, akan digelar konser kolaboratif antara Orkestra Saraswati ISI Yogyakarta dan penyanyi sopran internasional asal Prancis. Ada pula sopranus Indonesia, Linda Sitinjak, di Concert Hall ISI Yogyakarta. Di KAA dulu, para delegasi tidak hanya bertemu secara akademik, tapi juga ingin melihat kebudayaan. Karena itu, Jogja dipilih sebagai simpul kebudayaan, dan ISI sebagai kampus seni pertama di Indonesia menjadi representasi budaya Nusantara," terang Kholid.

Baca Juga: DPRD Yogya Dorong Digitalisasi Pasar Tradisional, Optimalkan Potensi Ikon Kota Yogya

Tokoh budaya dan akademisi internasional turut hadir, antara lain Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan RI 2019–2024), Darwis Khudori (Profesor Universitas Le Havre Normandie, Prancis), Beatriz Bissio (Brasil), Seema Mehra Parihar (India) dan Galih Prakasiwi dari ISI Yogyakarta. Darwis Khudori menegaskan bahwa para peserta yang datang dari berbagai penjuru dunia sangat bersemangat hadir di Jogja.

"Ada yang menempuh perjalanan lebih dari 24 jam dari Amerika Latin. Mereka semua datang dengan semangat belajar dan berbagi, membawa perspektif kebudayaan masing-masing untuk berdialog di sini," katanya.

Melalui kegiatan ini, ISI Yogyakarta tidak hanya menjadi ruang akademik, tetapi juga panggung diplomasi budaya. "Seminar ini menjadi rekomendasi bagi kami, bagaimana bersikap dan menempatkan diri dalam perkembangan budaya global, sekaligus memperkuat peran Indonesia sebagai bagian dari peradaban dunia," tutup Rektor ISI Yogyakarta Dr Irwandi. (Fxh)

 

Tags

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB