Penanganan Stunting Purworejo Masuk Lima Terbaik Jateng

Photo Author
- Minggu, 29 Mei 2022 | 14:10 WIB
Wabup Purworejo Yuli Hastuti memaparkan penanganan stunting di daerahnya.(Foto: Jarot S)
Wabup Purworejo Yuli Hastuti memaparkan penanganan stunting di daerahnya.(Foto: Jarot S)

PURWOREJO, KRJOGJA.com - Penanganan stunting di Kabupaten Purworejo masuk lima besar terbaik seluruh Jawa Tengah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo berhasil menekan prevalensi angka stunting menjadi 15,7 persen pada tahun 2021.

Prevalensi stunting berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) itu, berada di bawah angka Jawa Tengah yang mencapai 20,9 persen, dan nasional 24 persen. "Berdasarkan survey, Purworejo berhasil menurunkan angka stunting, dan situasi itu jangan sampai menjadikan kita lengah, karena faktanya masih ada anak stunting di Purworejo," kata Wakil Bupati Purworejo Yulis Hastuti SH, menjawab pertanyaan KRJOGJA.com, Sabtu (28/5/2022).

Pemkab Purworejo, katanya, terus bertekad menekan angka stunting pada anak. Bahkan, untuk tahun 2022, pemkab menargetkan prevalensi angka stunting kembali turun pada angka 12,2 persen.

Menurutnya, usaha menekan angka stunting tidak hanya menjadi tugas dinas sosial atau dinas kesehatan saja. Namun, lanjutnya, dibutuhkan sinergitas lintas lembaga serta dari seluruh unsur masyarakat, termasuk akademisi dan dunia usaha. "Selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Purworejo, saya meminta semua bergerak, bersinergi secara optimal, terus berupaya menekan angka stunting di Purworejo," tegasnya.

Kepala Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah Widwiono MKes mengemukakan, lembaganya merekrut tenaga ahli untuk membantu percepatan penurunan stunting di Purworejo. "Kabupaten Purworejo termasuk dalam lima terbaik Jateng untuk penanganan stunting, tentu kami akan terus dampingi, sehingga target penurunan prevalensi stunting bisa tercapai," tuturnya.

Percepatan penurunan stunting, katanya, fokus pada wilayah pencegahan bukan pengobatan. Tindak lanjutnya adalah upaya pendataan, pendampingan dan penyuluhan sudah dilakukan pada saat pendaftaran calon pengantin. Sosialisasi terus dilakukan hingga ibu hamil dan melahirkan.

Data yang dihimpun Perwakilan BKKBN Jawa Tengah menyebutkan, kurang lebih 5.500 pasangan mendaftarkan pernikahannya dalam satu tahun. "Dari angka itu, misalkan dua puluh persen diantaranya, berpotensi rawan stunting. Maka, fokus kami adalah pada kelompok rawan ini, kita akan lakukan pendampingan," terangnya.

Terpisah, Kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsosdaldukkb) Purworejo, Ahmat Jainudin, menambahkan, fokus penanganan stunting menyasar 28 desa di Kabupaten Purworejo. "Penanganan stunting juga menjadi fokus hingga di tingkat desa. Sebab, data kami, pada desa-desa tersebut, paling sedikit lahir dua balita stunting," tandasnya.(Jas)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB
X