PEKALONGAN, KRJOGJA.com - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Pekalongan sebesar 6,89 persen atau sebanyak 12.485 orang (berdasarkan rilis terakhir BPS). Jumlah tersebut naik dibandingkan tingkat angka pengangguran di tahun 2020 silam yang jumlahnya hanya 11 ribuan. Kondisi ini membuat prihatin, sehinga berbagai pelatihan dilakukan untuk menghadang tingkat pengangguran.
Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Dinperinaker) Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso mengaku hal itu membuat pihaknya akan berusaha maksimal meningkatkan kualitas layanan Ketenagakerjaan dan Perindustrian untuk mewujudkan Industri dan Iklim ketenagakerjaan yang kondusif dalam rangka menurunkan pengangguran dan kemiskinan.
Menurutnya secara prosentase jumlah pengangguran itu menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya, tahun 2020 prosentasenya mencapai 7,02 persen. Sedangkan, di tahun 2021 turun menjadi 6,89 persen. Penurunan ini secara prosentase terjadi karena memang pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan di Tahun 2021 berjalan dengan baik yakni 3,56 persen. Jika dihitung di tahun 2020 yang angkanya -1,87 persen maka pertumbuhannya lebih dari 5 persen.
"Untuk itu kami berharap pengangguran bisa lebih ditekan kembali," katanya.
Ditambahkan, ada banyak faktor yang mendorong TPT tersebut diantaranya kenaikan angkatan kerja yang cukup tinggi dari Tahun 2020 ke Tahun 2021 sebanyak 24 ribu. Padahal tahun 2020 angkatan kerja jumlahnya sekitar 157 ribu orang, sementara di tahun 2021 melonjak hampir 24 ribu kenaikannya yaitu 181 ribu orang.
"Lonjakan angkatan kerja ini cukup tinggi, salah satunya banyak siswa SMA/SMK yang tidak melanjutkan sekolah dan langsung bekerja menjadi angkatan kerja," katanya.
Untuk mengantisipasi lonjakanangka pengangguran, pihaknya akan melakukan pendataan pada siswa-siswi SMA/SMK Kelas 3. Bagi mereka yang tidak melanjutkan sekolah, akan diberikan pembekalan melalui bursa kerja kursus ke sekolah-sekolah SMA/SMK yang ada.
Selain itu Dinperinaker telah menyiapkan paket-paket pelatihan keterampilan kerja yang jauh lebih banyak dibandingkan tahun 2020 yang dipusatkan di Balai Latihan Kerja (BLK) dan bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). (Riy)