CILACAP, KRJOGJA.com - Tebing longsor dan tanah bergerak kembali melanda wilayah Kabupaten Cilacap, menyusul hujan lebat yang mengguyur wilayah Barat Cilacap, Rabu (16/12/2020) malam. Satu rumah warga Gandrungmangu mengalami kerusakan tertimpa tebing longsor sementara puluhan warga Majenang terancam akibat tebing dengan kemiringan 45 diketahui bergerak dan menimbulkan retakan panjang di puncak tebing.
"Satu rumah rusak itu milik Sutikno (68) warga RT 03 RW 04 Dusun Sindeh Desa Wringinharjo Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, yang berukuran 9 meter x 12 meter permanen. Nilai kerugian diperkirakan sekitar Rp 25 juta, karena sebagian besar bangunan rumah yang rusak di bagian belakang," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Tri Komara Sidhy, Kamis (17/12/2020). Saat ini, tengah dilakukan kerja bakti warga membersihkan lokasi tanah longsor itu.
Menurutnya, terjadi pula tanah bergerak di Desa Pengadegan Kecamatan Majenang, Cilacap yang mengakibatkan retakan tanah sepanjang 50 meter dengan lebar retakan 30 cm pada puncak mahkota atau tebing.
"Saat ini terjadi penggeseran atau turun permukaan tanah 50 cm. Sehingga kondisinya mengancam 23 rumah warga yang berada di bawahnya. Terdiri 9 rumah dengan 14 KK 36 jiwa merupakan warga RT01/04 Dusun Cikandang dan 14 rumah dengan 15 KK 46 jiwa warga RT 01/06 Dusun Babakan, Desa Pengadegan," katanya.
Untuk mengantisipasi munculnya longsor, UPT BPBD Majenang dan warga setempat berupaya menutup lubang retakan dengan tanah di puncak atau makhota tebing. Menginbau warga setempat waspada terutama di saat wilayahnya diguyur hujat lebat lagi.
Diakuinya, hampir selama seminggu wilayah Barat Cilacap diguyur hujan lebat yang mengakibatkan terjadi banjir dan tebing longsor di sejumlah kecamatan. Diantaranya, Kecamatan Sidareja, Kedungreja, Cipari, Gandrungmangu, Bantarsari, Kampunglaut dan Majenang (Banjir) dan Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, Dayeuhluhur, Gandrungmangu dan Majenang (Tanah Longsor).
"Untuk banjir yang merendam 18 desa, dengan 10.235 KK / 30.481 jiwa terdampak dan 441 KK / 1.248 jiwa mengungsi, kini sudah surut. Persawahan seluas 103 Ha yang tergenang banjir kini sudah bisa diolah ulang untuk ditanami. Sedang 4 titik yang bobol atau dadal kini tengah ditanggulangi dengan membangun tanggul darurat," tambahnya.(Otu)