CILACAP, KRJOGJA.com - Kini Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Cilacap tidak lagi menunggu berhari-hari hasil lab swab atau PCR, menyusul telah selesainya pembangunan Laboratorium Biomolekular di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap. Bahkan laboratorium tersebut telah dilaunching Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, bersama anggota forkopimda lainnya pada, Kamis (08/10/2020).
Dengan sekali runingnya tiga jam, laboratorium itu bisa menyelesaikan 90 hasil tes pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction). Sehingga jika dalam satu hari dua kali runing maka ada sebanyak 180 hasil pemeriksaan PCR yang diselesaikan.
"Padahal dalam seminggu Cilacap ditargetkan melaksanakan tes PCR sampai 1700 kali atau dalam seharinya sekitar 242 lebih kali. Maka dengan telah memiliki Labolaboratorium Biomolekular sendiri akan mempersingkat waktu menunggu hasil lab tes PCR," ujar Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji.
Diakuinya, selama ini spesimen dari tes PCR di Cilacap harus dikirimkan ke laboratorium di RSUD Margono Purwokerto, RS Pertamina Cilacap, maupun laboratorium UGM Yogyakarta. Sehingga hasilnya pun baru didapatkan beberapa hari kemudian. Kondisi tersebut menjadi hambatan dalam pemetaan perkembangan Covid-19 di Kabupaten Cilacap.
Menurutnya, pembangunan Laboratorium Biomolekular menelan dana mencapai Rp 4 milyar dan menggunakan dana APBD Cilacap, serta sesuai standar dan spesifikasinya berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Jejaring Laboratorium pemeriksaan Covid-19.
"Pembangunan laboratorium tersebut merupakan wujud keseriusan Pemkab Cilacap dalam penanganan Covid-19," lanjutnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dr Pramesti Griana Dewi mengatakan, pada tahap awal, laboratorium tersebut memiliki alat dengan kapasitas 180 pemeriksaan setiap harinya, karena baru ada 4 orang tenaga laboratoriumnya.
"Namun kedepan, akan kami tingkatkan sehingga dapat memenuhi target pemeriksaan yang berkisar 200-250 kali," katanya.
Pada awal ini, pemeriksaan hasil tes PCR di Laboratorium Biomolekular RSUD Cilacap diperuntukan bagi program pemerintah, mulai dari tracing kontak maupun tes swab massal yang dilakukan Dinas Kesehatan Cilacap, sehingga dikatakan masih gratis. "Kami memang belum berani melayani hasil tes PCR secara mandiri," jelasnya.
Dikatakan, pada Kamis (08/10/2020), jumlah kasus Covid-19 di Cilacap bertambah 5 orang, terdiri satu orang warga Kecamatan Maos, satu orang warga Cimanggu, satu orang warga Kecamatan Cilacap Tengah dan dua orang mahasiswa asal Aceh hendak magang di pabrik Semen Cilacap, yang kini telah diisolasi di hotel tempat menginapnya karena masuk kategori OTG (Orang tanpa gejala).
Menurutnya, dengan bertambahnya yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut, maka jumlah akumulasi kasus Covid-19 di Cilacap sekarang ini mencapai 302 orang, dengan 193 orang diantaranya, dinyatakan telah sembuh, 9 orang meninggal dan 100 orang dalam perawatan.(Otu)