Kasus Corona Meroket, Harga Ayam di Boyolali Anjlok

Photo Author
- Senin, 21 September 2020 | 18:30 WIB
Kades Keyongan, Sutrisno saat berbincang dengan anak kandang mengenai harga ayam yang semakin anjlok. (Foto: Mulyawan)
Kades Keyongan, Sutrisno saat berbincang dengan anak kandang mengenai harga ayam yang semakin anjlok. (Foto: Mulyawan)

BOYOLALI, KRJOGJA.com - Semenjak merebaknya Covid-19 di Indonesia,peternak skala rakyat terancam kolaps menyusul anjloknya komodits ayam di tingkat peternak. Para peternak ayam pedaging di Boyolali terancam gulung tikar. Ini terjadi karena dampak pandemi Covid-19 berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya angka penjualan.

Seperti dikemukakan Dwi Purnomo (44) salah satu peternak ayam pedaging asal Desa Keyongan, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dia mengaku, harga jual ayam kini turun drastis dibandingkan sebelum masa Covid-19. "Dulu harga jual ayam dari kandang masih normal Rp 18.000/kg ayam hidup,” kata Dwi Purnomo, Senin (21/9/2020).

Namun, kini harga ayam hidup di tingkat peternak hanya berkisar Rp 13.000 - Rp 14.000/kg. Padahal, biaya produksi masih tetap besar seperti biaya pakan, listrik, air hingga biaya tenaga kerja. Anjloknya harga ayam hasil panen lanjut dia, disebabkan menurunnya jumlah permintaan konsumen. Kondisi ini secara umum diakibatkan pandemi Covid-19 yang menyebabkan menurunnya harga beli masyarakat.

“Belum lagi adanya ketentuan pembatasan orang punya hajat sehingga permintaan daging ayam menurun,” terangnya.

Diakui, saat ini peternak ayam terdiri dua kelompok. Yaitu, kelompok peternak mandiri dan kelompok kemitraan. Kelompok mandiri dimana seluruh modal dari dirinya sendiri. Nantinya, hasil panen dijual ke pasar atau broker sesuai harga pasaran.

Sedangkan untuk kelompok kemitraan, seluruh kebutuhan pakan dan bibit ayam (DOC) dicukupi perusahaan. Sedangkan kebtuhan lainnya disediakan peternak seperti tenaga kerja,listrik, air dan kandang.

“Nanti saat panen pada hari ke-32, hasilnya dibeli perusahaan dengan harga yang telah ditentukan. Kalau harga jual anjlok, maka, peternak pun merugi,” jelasnya.

Sutrisno, Kades Keyongan, Kecamatan Nogosari, mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Jika kondisi tak kunjung membaik, maka dikhawatirkan usaha peternakan ayam di desanya akan bangkrut. Belum lagi usaha peternakan ayam serupa di desa lainnya.

"Terus terang, kami prihatin dengan kondisi saat ini,” ungkapnya.

Saat ini, di desanya ada belasan peternak ayam baik dari usaha mandiri maupun usaha kemitraan. Adapun jumlah kandang sebanyak 33 buah dengan kapasitas sebanyak 6.000 – 10.000 ekor ayam/ kandang.

"Peternakan ayam di sini menjadi alternatif usaha masyarakat yang semula hanya mengandalkan pertanian tadah hujan,” tegasnya. (*_1/Sit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB
X