TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Pelaku perkopian di Kabupaten Temanggung mengikuti kontes sangrai kopi secara tradisional untuk melestarikan tradisi budaya dan mengasah generasi muda dalam mengolah kopi secara tradisional.
Pengelola Pasar Tani Kranggan Damar Sulistyo mengatakan sangrai kopi secara tradisional digelar di Pasar Tani Kranggan dan diikuti belasan kelompok wanita tani (KWT). "Pada menyangrai kopi, peserta menggoreng kopi menggunakan wajan tanah dan tungku dengan pengapian berbahan bakar kayu," kata dia, Minggu (20/9/2020).
Dikemukakan maksud dan tujuan kontes sangrai kopi ini untuk menggali kembali penyajian kopi secara tradisional yang dilakukan oleh nenek moyang.
"Kegiatan ini sekaligus untuk memperkenalkan, mengedukasi pada generasi muda pengolahan kopi secara tradisional dan saya yakin hal ini bisa dikembangkan menjadi brand kopi tradisional di Kecamatan Kranggan," katanya.
Penilaian, dikemukakan meliputi teknik pengapian, menyangrai, penirisan, penyeduhan, penyajian, cita rasa kopi, keluwesan dan kemeriahan penampilan, dan kerja sama tim.
Diharapkan, ujar dia, geliat ekonomi produktif di pasar tani tersebut dapat membangkitkan perekonomian khususnya di Temanggung khususnya di Kecamatan Kranggan. "Penyelenggaraan kontes sangrai kopi tradisional ini juga dalam memperingati ulang tahun kedua. Pasar tani buka setiap hari Minggu dan menjadi arena promosi desa se-Kecamatan Kranggan," kata dia.
Damat mengemukakan semua potensi desa bisa digelar di Pasar Tani ini, bukan hanya hasil pertanian saja, tetapi tidak menutup kemungkinan produk kerajinan dan hasil UMKM lainnya yang merupakan potensi desa. (Osy)