MAGELANG, KRJOGJA.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, terjunkan sebanyak 1.333 petugas sensus. Mereka mulai bertugas Selasa (1/9/2020), untuk melakukan pendataan jumlah jiwa di Kabupaten Magelang. Petugas yang diterjunkan, sudah dilengkapi alat kesehatan sesuai protokol kesehatan yang telah ditetapkan termasuk rapid test Covid – 19, sehingga warga tidak perlu khawatir saat didatangi petugas sensus.
“Petugas sensus sudah dilengkapi alat kesehatan, seperti masker, hand sanitezer, sarung tangan dan alat penutup pengamanan wajah atau face shield. Tak hanya itu, saat bertemu dengan warga, diminta juga tetap menjaga jarak atau physical distancing, mencuci tangan secara rutin. Sebelumnya, mereka telah dirapid test, dan semua dinyatakan sehat,†kata Kepala BPS Kabupaten Magelang, Sri Wiyadi, Senin (31/8/2020).
Dari 1.333 orang petugas sensus itu, kata Sri, terdapat 98 orang koordinator sensus kecamatan (Koseka), terdiri 69 orang mitra dan 29 orang dari BPS. Petugas sensus dalam melakukan kegiatan di lapangan, akan didampingi ketua rekun tetangga (RT) di masing-masing desa, dan petugas sensus dilengkapi surat tugas, kartu pengenal dan rompi dari BPS.
"Setiap petugas SP, akan melakukan pendataan antara 6 – 10 RT, dengan jumlah total Rt di Kabupaten magelang mencapai 11 ribu an RT, dengan jumlah penduduk sekitar 1.300.000 jiwa. Pendataan oleh opetugas SP, dimulai hari Selasa tanggal 1 September 2020, dan dilakukan secara serentak. Diharapkan 15 September 2020 sudah selesai. Namun ada toleransi hingga akhir September," lanjutnya.
Untuk tahapannya, petugas sensus berkoordinasi dengan ketua RT atau warga yang ditunjuk oleh ketua RT dalam kegiatan pemeriksaan Daftar Penduduk (DP) dengan menanyakan satu persatu penduduk yang ada dalam daftar, dan menambahkabn penduduk yang belum ada dalam daftar, namun tinggal di RT tersebut, yaknu penduduk yang belum tercatat, penduduk pindah datang ataupun yang baru lahir.
"Petugas bersama ketua RT atau pengurus RT, melakukan verivikasi lapangan dengan mengunjungi penduduk secara door to door, untuk memastikan penduduk yang sudah terdaftar benar-benar ada, dan tidak ada yang terlewat, serta memberikan penomoran bangunan tempat tinggal di peta dan juga dokumen daftar penduduk," jelasnya.
Disampaikan, output dari sensus penduduk ini, akan diketahui jenis kelamin, penduduk menurut status domisili (de facto dan de jure), serta kepemilikan NIK. “Pandemi Copid – 19 ini, menjadi tantangan bagi BPS dalam melaksanakan Sensus Penduduk (SP) 2020 ini, karena SP 2020 tetap harus berjalan,†pungkasnya. (Bag)