KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Pembangunan Graha PGRI Karanganyar akhirnya selesai. Sebagian biaya pembangunannya dari iuran 6 ribu guru ASN untuk membayar angsuran utang pembelian tanah serta konstruksi.
Hal itu diakui Sekretaris PGRI Karanganyar, Sri Wiyanto kepada wartawan di sela peresmian Graha PGRI di Tasikmadu, Kamis (13/8/2020).
“Awalnya, PGRI hanya memiliki uang Rp 2 miliar. Buat membeli tanah 8 ribu meter persegi dibutuhkan Rp 3,5 miliar. Akhirnya meminjam kekurangan Rp1,5 miliar ke Bank Jateng,†katanya.
Dalam perjalanannya, PGRI kewalahan membayar angsuran bulanan hingga Rp 17 juta per bulan. Meski sudah menjual tanah di lokasi pembangunan hingga 3 ribu hektare, hasilnya belum mampu menutup kewajiban ke bank berikut kebutuhan proyek yang mencapai Rp 5,4 miliar. Akhirnya ditawarkan ke seluruh anggota PGRI agar iuran per orang Rp 1 juta selama 10 kali.
“Pengumpulan iuran dari 6 ribu ASN anggota PGRI Karanganyar sampai Rp 6,6 miliar. Mereka menyanggupi dengan surat pernyataan. Memang ada satu atau dua anggota yang enggak lancar membayar iuran,†katanya.
Dikatakannya, angsuran ke Bank Jateng lunas pada Juni 2020. Ia juga mengatakan, Pemkab Karanganyar menghibahkan biaya pembuatan saluran dan fondasi Rp 800 juta.
“Jika dihitung sudah 11 bulan proses pembangunannya,†katanya.
Ditambahkannya, gedung pertemuan Graha PGRI dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam berbagai kegiatan. Khusus untuk anggota PGRI, berhak mendapat diskon sewa gedung.
Ketua PGRI Jawa Tengah, Muhdi menyatakan, PGRI sebagai salah satu organisasi para guru, harus tetap solid dan bisa bersinergi dengan Pemkab di masing-masing wilayah.
“Organisasi ini dibentuk seratus hari setelah kemerdekaan Republik Indonesia, untuk itu, saya minta agar PGRI tetap solid. Kita berjuang bersama mencerdaskan bangsa,†kata dia. (Lim)