KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Pemkab Karanganyar buru-buru mengultimatum pemilik pabrik dan peternak babi yang membuang limbahnya langsung ke sungai yang bermuara di Bengawan Solo. Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau langsung kondisi di lokasi dan mengungkapkan kekecewaannya.
“Kita beri waktu sampai akhir Desember supaya memproses limbahnya sampai normal. Pembuangannya enggak mencemari lagi dan mematikan unsur hara di dalam sungai,†kata Bupati Karanganyar Juliyatmono kepada wartawan di sela kesibukannya, Sabtu (8/8/2020).
Dalam sidaknya di bantaran Sungai Bengawan Solo dan Sungai Sroyo di wilayah Jaten Karanganyar kemarin, Gubernur Ganjar mendapati pipa siluman di bawah tanah yang mengalirkan limbah industri ke sungai. Ia juga melihat bangkai babi membusuk yang mengapung. Peternaknya mengakui tak memiliki sarana IPAL sehingga membuang bangkainya sembarangan.
Lebih lanjut Bupati Juliyatmono mengaku kecolongan. Setahu dirinya, izin yang dikantongi pabrik di bantaran sungai tersebut diikuti kepatuhan mengelola IPAL dalam memproses limbahnya. Namun, faktanya berkebalikan. Ia juga menyayangkan minimnya pengawasan pabrik maupun peternak babi sehingga abai aturan.
“Cuma, pengawasannya agak longgar. Mereka mencuri-curi waktu. Buang limbah saat orang tertidur. Kapan itu, saat hujan deras di musim hujan,†katanya.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar, Siti Maesyaroch menyiratkan sikap peternak babi di Sroyo membandel. Ia mengaku berulangkali mengingatkan agar sistem pembuangan limbahnya diperbaiki.
“Harusnya limbahnya diopeni. Jumlah ternaknya tidak boleh melebihi sekian ekor. Itu sudah tertuang di aturan Perda,†katanya.
Ia bersiap mengundang kembali pemilik ternak babi yang bermasalah, dengan menghadirkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). (Lim)