BANJARNEGARA, KRJOGJA.com - Sekitar sepekan terakhir, pasar-pasar tradisional dan ritel modern kembali dipenuhi masyarakat. Seolah tak ada bedanya dengan keadaan menjelang lebaran di tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat sepertinya tidak peduli lagi dengan himbauan pemerintah serta seruan tenaga medis.
Menyikapi hal tersebut, Pemkab Banjarnegara bersama relawan gugus tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tak tinggal diam. Disamping mengerahkan unit-unit kendaraan informasi yang terus menghimbau masyarakat untuk menjauhi keramaian, tim medis dari Dinas Kesehatan, Rumah Sakit dan Puskesmas turun langsung ke titik-titik rawan dengan membuka posko kesehatan. Penyemprotan disinfektan, pembagian masker juga terus dilakukan dengan dukungan dari berbagai pihak.
Namun, upaya-upaya tersebut belum juga diindahkan masyarakat. Kerumunan terus terjadi bahkan makin menjadi. Pada aksi sosialisasi untuk menghimbau masyarakat yang berkerumun sepanjang jalan dan pertokoan di Banjarnegara, ditempuh cara unik. Ada sebuah mobil yang dibawa relawan gugus tugas Covid-19 Banjarnegara yang membawa peti jenazah corona.
Mobil pembawa peti tersebut turut berkeliling bersama dua mobil informasi dan kendaraan penyemprot disinfektan. Serta merta, mobil pembawa lima peti berwarna putih bertuliskan 'Peti Jenazah Corona' itu menjadi pusat perhatian masyarakat yang sedang berbelanja di sepanjang jalan dan pertokoan.
Banyak masyarakat yang tercengang dan takut melihat peti itu. Gopur, warga Pagentan, yang sedang berbelanja kue kering di sebuah toko di simpang tiga pasar kota tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. "Apa itu benar peti asli ya?" ujarnya, tercengang.
Subarkah, warga Kecamatan Bawang, yang sedang mimilih baju baru, juga bersikap serupa. "Ternyata peti untuk korban corona sudah ada. Ini mengerikan," ujarnya.
Pada saat yang sama, dari mobil informasi relawan Gugus Tugas Covid-19 terus terdengar himbauan agar masyarakat untuk mewaspadai bahaya virus Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan virus corona. Masyarakat diajak untuk menahan diri, dengan tidak bepergian apalagi berkerumun secara bebas, karena wabah corona belum berlalu.
"Kami minta masyarakat untuk menahan diri, jangan berkerumun, segeralah pulang, karena virus corona masih ada dimana-mana. Sayangilah diri dan keluarga Anda. Kita harus bersama-sama memutus mata rantai penyebaran virus corona. Segeralah cuci tangan dan jaga kesehatan diri Anda," seru relawan lewat pengeras suara.
Terpisah, bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengatakan, peti jenazah diusung untuk mengedukasi masyarakat akan bahaya virus corona. "Penyebaran virus corona masih terjadi dimana-mana, jadi masyarakat mestinya bisa bekerja sama memerangi corona. Saya mohon masyarakat menjaga diri. Jangan ngeyel, sehingga tidak masuk peti jenazah," katanya.
Menurut Budhi Sarwono, Banjarnegara sudah dinilai baik dalam penanganan wabah corona. Pasien banyak yang sembuh. Jumlah pasien juga terkendali. Jadi jangan rusak kondisi yang sudah bersama-sama kita bangun dengan baik sebelumnya. "Mohon kerja samanya, kalau masyarakat turun seperti ini kita khawatir terjadi hal-hal yang tak diinginkan," katanya.
Budhi Sarwono juga meminta masyarakat menghargai petugas medis yang sudah mempertaruhkan segenap waktu, tenaga dan keahliannya untuk menangani pasien corona. "Tolong, hargai dokter, perawat dan petugas medis lain yang ada di garda depan melawan corona. Juga sayangi diri dan keluarga Anda dengan tetap di rumah, jangan keluar rumah jika tidak ada keperluan yang benar-benar penting," katanya pula. Di Banjarnegara masih ada 22 kasus pasien terkonfirmasi Covid-19 dan masih dirawat di beberapa rumah sakit. (Mad)