KEBUMEN KRJOGJA.com - Usaha pembuatan kue lebaran di tengah pandemi Corona di Kebumen, kini mengalami kelesuan akibat menurunnya permintaan masyarakat.
"Penyebab kelesuan itu kami duga akibat berubahnya pola pikir dan pola konsumsi masyarakat terhadap kue lebaran dalam menjalani Idul Fitri di tengah pandemi seperti ini," ujar pemilik usaha kue kering di Desa Kutosari Kebumen, Inayah, di rumahnya, Senin (11/05/2020).
Inayah menjelaskan bahwa pendapatnya itu bukanlah semata-mata asumsi dirinya belaka, namun berdasarkan dialog dengan sejumlah konsumen maupun calon konsumen kue-kue keringnya.
"Pandemi Corona saat ini ternyata merubah selera dan sudut pandang mereka dalam menghadapi Lebaran 2020 nanti. Termasuk, dalam penyediaan kue lebaran dan hidangan khas lebaran lainnya," ujar Inayah.
Inayah yang sudah 5 tahun menggeluti bisnis kue lebaran mengungkapkan bahwa menjelang lebaran tahun-tahun lalu merupakan masa panen bagi dirinya. Jumlah pemesanan sangat berlimpah karena banyak konsumen berantusias tinggi memesan kue lebaran dalam jumlah banyak dan beragam.
"Namun menjelang Lebaran 2020 ini antusiasme itu surut dan teredam. Jumlah pesanan mereka kali ini jauh dibawah tahun-tahun lalu," ujar Inayah yang kini mengaku mengalami penurunan omset sekitar 50 % dalam bisnis kue lebarannya.
Pemilik usaha kue kering lainnya, Farah Diba, warga Desa Kritig Petanahan Kebumen, menjelaskan bahwa keprihatinan menghadapi pandemi Corona ternyata mampu menghadirkan keinginan masyarakat kita untuk menjalani Lebaran 2020 dengan tingkat konsumsi yang simpel dan minimalis.
"Bagi kami yang tahun-tahun lalu terbiasa mendapatkan omset besar dalam berjualan kue lebaran, penurunan omset kali ini harus disikapi dengan ikhlas," ujar Farah yang kini juga menjalankan usahanya secara online menggunakan media sosial instagram dan facebook. (Dwi)