MAGELANG, KRJOGJA.com - Dua siswi SMAN 1 Candimulyo Kabupaten Magelang mencoba membuat inovasi berupa upaya pencegahan, yang oleh Guru Pembimbing Bidang Biologi Drs Akhmad Taofik diarahkan dengan memanfaatkan masker. Inovasi masker tersebut di dalam salah satu lapisannya dibuat semacam kantong kecil untuk diisi irisan Dlingo, Bengle dan Cengkeh. Dalam waktu dekat inovasinya juga akan dibawa ke UGM untuk dilakukan uji laboratorium.
Kedua siswi tersebut adalah Slamet Setiyani dan Vanisa Laura Nurlita, keduanya siswi Kelas X MIPA 1 SMAN 1 Candimulyo. Kepada KRJogja.com yang menemuinya di SMAN 1 Candimulyo Magelang, Slamet Setiyani dan Vanisa Laura Nurlita kepada KR mengatakan keberadaan virus corona menjadi keprihatinan tersendiri karena sudah menjadi masalah internasional.
Dari masker biasa kemudian ditambah dengan lembaran kain, yang bagian tengahnya diberi kantong kecil untuk meletakkan irisan dlingo, bengle dan cengkeh. Masker dan tambahan kain ini kemudian direkatkan pada lembaran kain lain, yang di bagian ujunganya diberi tali untuk pengikat di belakang kepala. Keberadaan dlingo, bengle dan cengkeh ini termasuk salah satu kearifan lokal di sekitarnya, dan ini juga bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya demam, asma, migren maupun lainnya. Masker inovasi keberadaan masker ini tidak hanya untuk menyaring dan pelindung, tetapi juga diharapkan dapat membantu kekebalan atau imun pada tubuh.
Secara terpisah Kepala SMAN 1 Candimulyo Magelang, yang akan menduduki jabatan barunya sebagai Kepala SMAN Bandongan 1 Magelang, Drs Rochmad Chozin MAg secara terpisah mengatakan berangkat dari sense of crisis sekolah terhadap kekebalan tubuh siswa, khususnya penyakit-penyakit yang sepele tetap berat dirasakan para siswa seperti flu, batuk maupun lainnya, termasuk keprihatinan saat ini adanya virus di tingkat dunia berupa virus corona atau Covid-19, yang secara psikologis dapat berpengaruh terhadap siswa, meskipun tidak semua, pihak SMAN 1 Candimulyo Kabupaten Magelang memberikan solusi dan ketenangan kepada para siswa serta mencari bentuk untuk menambah kekebalan atau imun tersebut sesuatu yang tidak mahal. Solusi tersebut dengan mencari yang ada di sekitar, termasuk dengan memperhatikan kearifan lokal.
Kearifan lokal tersebut berupa obat untuk imun atau kekebalan tubuh pada siswa, termasuk imun terhadap virus corona. Para siswa kemudian dianjurkan membuat sebuah inovasi untuk pencegahannya, dan oleh Guru Pembimbing Bidang Biologi Drs Akhmad Taofik siswa diarahkan dengan memakai masker, yang di dalam salah satu lapisannya dibuat semacam kantong kecil untuk diisi irisan Dlingo, Bengle dan Cengkeh.
Dikatakan Rochmat Chozin bahwa para orang tua dan leluhur pada zaman dahulu sering memanfaatkan dlingo dan bengle ini untuk kesehatan. Hal ini dicoba untuk diterapkan dalam inovasi yang dilakukan dua siswi tersebut. Keberadaan irisan dlingo, bengle dan cengkehnya sudah kering, nantinya dapat diganti yang baru dan masih segar. Inovasi ini secara rupiah bisa lebih ekonomis, secara kesehatan imun terhadap siswa dapat terjangkau, dan ini juga sebagai kegiatan ilmiah seta latihan siswa untuk mengembangkan bakat dan minat. Bahan pun tidak mengalami kendala atau kesulitan, karena ada di sekitar. (Tha)