jawa-tengah

Sukoharjo Hujan Deras, Waspada Tanggul Jebol

Minggu, 29 Mei 2022 | 12:10 WIB

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Curah hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang masih akan terjadi di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi bencana alam yang bisa datang kapan saja. Kewaspadaan meliputi banjir, tanah longsor dan angin kencang. Termasuk tanggul jebol ikut diwaspadai karena tingginya debit air dan derasnya arus dampak dari perubahan cuaca ekstrem.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto, Minggu (29/5/2022) mengatakan, BPBD Sukoharjo terus mengikuti perkembangan cuaca resmi dari BMKG dan selanjutnya diinformasikan ke masyarakat. Hal tersebut dilakukan mengingat kondisi cuaca hingga saat ini sering terjadi perubahan ekstrem dimana sering turun hujan deras disertai angin kencang. Dampak dari kejadian tersebut membuat beberapa daerah dilanda bencana alam.

Informasi yang diterima BPBD Sukoharjo dari BMKG diketahui pada bulan Mei seharusnya sudah masuk musim kemarau. Namun demikian pada tahun ini kemarau tersebut bersifat basah dan tidak sepenuhnya kering. Artinya meski kemarau namun hujan masih turun.

Kemarau basah tersebut terjadi di wilayah Pulau Jawa termasuk di Kabupaten Sukoharjo. Penyebabnya karena dampak perubahan cuaca ekstrem La Nina dimana terjadi peningkatan curah hujan.

"Kemungkinan sepanjang tahun akan hujan meski sebenarnya pada bulan Mei sudah masuk kemarau. Tapi tahun ini sifatnya kemarau basah dimana hujan masih turun. Perkembangan cuaca terus kami ikuti dari BMKG dan kami sosialisasikan ke masyarakat," ujarnya.

Dampak dari perubahan cuaca ekstrem ini membuat kondisi di Kabupaten Sukoharjo sering diguyur hujan deras. BPBD Sukoharjo sudah mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kerawanan terjadinya bencana alam akibat hujan deras disertai angin kencang tersebut.

"Untuk banjir belum ada. Tapi kejadian pohon tumbang dan atap rumah warga rusak akibat diterjang angin kencang sudah terjadi dibeberapa wilayah. Salah satunya di Tambakboyo, Tawangsari," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo meminta pada warga khususnya yang tinggal di wilayah rawan banjir dan tanah longsor untuk tetap waspada. Sebab curah hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi beberapa waktu mendatang. Hujan dikatakan Sri Maryanto tidak hanya akan membuat debit air sungai naik, namun juga berdampak pada tebing dan tanah miring yang bisa saja longsor kapan saja.

"Sementara ini kondisi Sungai Bengawan Solo masih landai meski ada peningkatan debit air. Kondisi sungai lain di Sukoharjo juga sama. Kami justru khawatir terjadi tanggul jebol di sepanjang Kali Situri di wilayah Kecamatan Weru," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo khawatir di Kali Situri mengingat kondisi sebelumnya pernah terjadi tanggul jebol. Akibat kejadian tersebut banyak lahan pertanian dan rumah warga terdampak banjir bandang yang mengakibatkan kerusakan.

"Kondisi tanggul di Kali Situri sampai sekarang masih ditutup bersifat sementar menggunakan karung pasir dan masih rawan jebol. Sebab aliran Kali Situri sekarang sangat deras karena mendapat aliran air dari wilayah Cawas Klaten," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo sudah berkoordinasi dengan Pemkab Sukoharjo mendesak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk melakukan pembangunan tanggul permanen. Namun sampai sekarang permintaan tersebut belum terlaksana. Koordinasi juga dilakukan dengan Muspika Kecamatan Weru dan masyarakat sekitar Kali Situri untuk tetap waspada.

"Jika debit air terus naik dan arus deras maka sangat dimungkinkan tanggul bisa jebol lagi. Itu yang kami antisipasi mengingat hujan deras masih akan terjadi," lanjutnya.

Halaman:

Tags

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

Khitan Massal Warnai Perayaan HUT Pertamina di Cilacap

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:55 WIB