SRAGEN, KRJOGJA.com - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini berjanji akan memulangkan ibunda Livey (11) yang saat ini masih jadi TKW di Singapura. Setelah ditinggal bunuh diri bapak dan adiknya, Livey memang tinggal sebatang kara di Dukuh Grasak, Desa/Kecamatan Gondang, Sragen.
Hal itu disampaikan Risma saat menyambangi Livey di rumahnya, Minggu (15/5/2022). Risma datang sekitar pukul 11.00 WIB di rumah yang menjadi lokasi bunuh diri bapak dan adik Livey. "Saya baru dapat laporan semalam. Kemudian saya putuskan saya harus datang ke sini,†papar Risma kepada wartawan.
Mantan Walikota Surabaya itu menguraikan langkah utama dan terpenting saat ini adalah bagaimana menyelamatkan Livey terlebih dahulu. Ia menyebut bocah kelas 6 SD itu harus diberikan pendampingan agar tetap bisa menjalani kehidupan dan mau bersekolah kembali pasca tragedi yang merenggut nyawa bapak dan adiknya. "Yang jelas saya harus selamatkan Livey dulu. Bagaimana yang utama agar dia mau untuk sekolah kembali,†terangnya.
Risma menyampaikan untuk kakek dan nenek Livey, sudah diberikan bantuan usaha. Bantuan itu diberikan sesaat setelah dilakukan assesment oleh tim Dirjen Kesejahteraan Sosial Anak yang bertandang ke rumah duka beberapa hari lalu.
"Kakek neneknya sudah kita bantu kemarin. Begitu saya dengar, saya perintahkan direktur, paginya langsung berangkat ke sini dan sudah di-assesment dan sudah dibantu kakek neneknya untuk usaha,†tandasnya.
Upaya memulangkan ibunda Livey, yakni NDK (34) langsung dilakukan Risma dengan cara akan berkirim surat ke majikannya di Singapura. Bahkan Risma langsung menelpon ibunda Livey yang masih terikat kontrak kerja di Singapura.
"Pokonya ibu harus pulang, kasihan Livey. Terkait denda atau jaminan karena melanggar kontrak kerja, nanti saya tanggung semua. Sampaikan ke majikanmu, nanti saya akan kirim surat lewat Kemenlu untuk kepulanganmu dan denda kami bayar semua," tandas Risma saat menelpon Ibunda Livey.
Seperti diketahui, bapak dan anak di Gondang Sragen, Arifin (40) dan Saqila (5) ditemukan tewas gantung diri di rumahnya beberapa waktu lalu. Faktor ekonomi dan tekanan akibat pandemi diduga menjadi penyebab nekatnya bapak mengajak anak gantung diri tersebut. Selain itu, korban juga diduga depresi karena ditinngal NDL (34), istrinya bekerja di Singapura. (Sam)