SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Harga cabai usai perayaan Natal dan menjelang tahun baru terus mengalami kenaikan disebabkan faktor tingginya permintaan dan minimnya pasokan dari petani akibat terpengaruh cuaca hujan. Harga tertinggi terjadi pada jenis cabai merah keriting Rp 60.000 per kilogram. Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo terus melakukan pengawasan dan meminta tambahan pasokan cabai ke pusat untuk menambah stok dan menekan harga.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo, Sutarmo, Senin (28/12/2020), mengatakan, harga cabai berbagai jenis sekarang masih tinggi dipasaran. Penyebabnya karena faktor tingginya permintaan masyarakat dan pengaruh cuaca hujan sehingga menyebabkan hasil panen cabai petani mengalami penurunan.
Tingginya permintaan cabai masyarakat sekarang dipengaruhi karena faktor bersamaan perayaan Natal. Disisi lain juga banyak warga menggelar acara hajatan. Stok cabai yang ada ditingkat pedagang di pasar tradisional diborong dibeli dan membuat harga mengalami kenaikan akibat stok barang terbatas. Kalaupun ada penambahan masih belum memenuhi kebutuhan.
"Sesuai hukum pasar dimana permintaan tinggi dan stok barang terbatas maka harga akan naik. Kondisi itu terjadi pada cabai sekarang dimana harganya masih tinggi dan tertinggi terjadi pada cabai merah keriting Rp 60.000 per kilogram," ujarnya.
Sutarmo mengatakan, usai perayaan Natal kenaikan harga paling mencolok memang terjadi pada cabai berbagai jenis. Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo menjamin stok cabai masih ada di pedagang namun jumlahnya terbatas.
"Dinas sudah berkoordinasi dan meminta bantuan pada provinsi dan pusat untuk membantu menambah stok cabai. Kondisi sekarang memang tidak parah tapi lebih pada sebagai usaha antisipasi dengan menambah stok untuk menekan harga agar tidak naik," lanjutnya.
Data dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo diketahui harga cabai merah keriting Rp 60.000 per kilogram, cabai merah besar Rp 57.000 per kilogram, cabai rawit merah naik dari Rp 50.000 menjadi Rp 55.000 per kilogram, harga cabai rawit hijau juga naik Rp 35.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram.
Harga cabai dikatakan Sutarmo kemungkinan masih bisa naik menjelang dan sesudah tahun baru. Sebab kondisi tersebut dipengaruhi tingginya permintaan dan cuaca hujan mengakibatkan banjir disejumlah daerah penghasil cabai.
"Apabila sudah ada tambahan pasokan maka harga cabai bisa ditekan dan kembali normal pada kisaran Rp 20.000 hingga Rp 22.000 per kilogram," lanjutnya.
Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo meminta pada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Masyarakat juga diminta tidak melakukan aksi borong cabai karena akan menambah kekurangan stok.
"Kalau ada pelanggaran berupa penimbunan cabai atau barang lainnya bahan pangan maka nanti polisi yang akan bertindak karena itu sudah melanggar hukum," lanjutnya.
Sutarmo menambahkan, harga pangan usai perayaan Natal di pasar tradisional di Sukoharjo justru mengalami penurunan setelah dilakukan pengawasan oleh Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo. Data terbaru diketahui, harga daging ayam sebelumnya Rp 34.000 turun menjadi Rp 33.000 per kilogram, telur ayam Rp 25.000 turun menjadi Rp 23.000 per kilogram, bawang merah Rp 26.000 turun menjadi Rp 25.000 per kilogram. Sedangkan harga bawang putih jenis honan stabil Rp 23.000 per kilogram dan bawang putih jenis kating juga stabil Rp 26.000 per kilogram
"Harga beras juga stabil pada kisaran Rp 9.000-Rp 11.000 per kilogram tergantung jenisnya. Harga gula pasir juga stabil Rp 12.500 per kilogram," lanjutnya.