jawa-tengah

Pemerintah Indonesia Segera Bangun Laboratorium Anti Doping

Sabtu, 19 Desember 2020 | 07:10 WIB

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera mewujudkan rencana pembangunan laboratorium anti doping yang sudah direncanakan sejak 2019 lalu. Lokasi pembangunan berada di kompleks Rumah Sakit Ortopedi (RSO), Kartasura, Sukoharjo. Persiapan sekarang sedang dikebut berkaitan dengan pemenuhan anggaran dan legalisasi dari World Anti-Dopping Agency (WADA). Laboratorium ini diproyeksi akan menjadi rujukan tes sampel doping minimal negara negara Asia Pasifik.

Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Zainuddin Amali saat melakukan pengecekan kelayakan RSO, Kartasura, Sukoharjo sebagai tempat pembangunan laboratorium anti doping, Jumat (18/12/2020), mengatakan, rencana pembangunan laboratorium anti doping berawal saat Menpora melakukan pembicaraan virtual karena pandemi virus corona dengan WADA berkaitan dengan laboratorium anti doping. Pada kesempatan tersebut WADA menjelaskan beberapa negara sudah memiliki laboratorium anti doping sendiri. Keberadaan laboratorium anti doping sangat penting untuk menunjang kebutuhan salah satunya dibidang olahraga.

"Pada waktu itu saya berpikir negara Indonesia dengan begitu banyak cabang olahraga dan tingginya kebutuhan belum memiliki laboratorium anti doping sendiri. Soal lembaga anti doping sudah ada. Jadi kenapa tidak membangun sendiri dan cari tempat," ujarnya.

Pembangunan laboratorium anti doping sangat diperlukan dikatakan Menpora daripada sering mengirim sampel ke luar negeri. Pengiriman selain membutuhkan waktu lama, juga biaya sangat besar.

"Ternyata berita dari Kemenpora ini dibaca Menkes dan beliau langsung menelpon saya dan terjadilah koordinasi bersama. Saat telepon tersebut Menkes langsung menunjuk Kota Solo karena ada sejarah Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama digelar di Solo," lanjutnya.

Zainuddin Amali melanjutkan, dalam komunikasi dengan Menkes dijelaskan sudah ada tempat dibawah pengelolaan Kemenkes yakni RSO Kartasura, Sukoharjo. Rumah sakit tersebut ditunjuk Menkes karena memiliki syarat lahan, peralatan dan sumber daya manusia.

"Menkes sangat membantu saya sebagai Menpora mencarikan tempat untuk pembangunan laboratorium anti doping. Ini akan menjadi sejarah baru bagi bangsa Indonesia," lanjutnya.

Menpora berharap keberadaan laboratorium anti doping bisa menjadi rujukan tes sampel doping minimal negara negara Asia Pasifik. Sebab kedepan keberadaan laboratorium anti doping sangat dibutuhkan banyak negara. Terlebih lagi Indonesia sering menjadi tuan rumah berbagai pertandingan olahraga tingkat dunia.

"Persiapan sekarang sedang dikebut berkaitan dengan pemenuhan anggaran dan legalisasi dari WADA," lanjutnya.

Keberadaan laboratorium anti doping juga sangat membantu Kemenpora karena mempermudah tes. Sebab tes cukup dilakukan sendiri dan tidak lagi mengirim ke luar negeri. Dengan demikian maka bisa menghemat biaya besar.

Terkait sumber daya manusia (SDM), Zainuddin Amali mengatakan, kementerian terkait memastikan mencukupi kebutuhan laboratorium. Indonesia akan menyiapkan SDM sesuai dengan kompetensi dari WADA. Artinya, kebutuhan sertifikasi SDM juga bakal dipenuhi agar hasil tes diakui sesuai standar asosiasi.

"Supervisi WADA dilakukan sejak awal pembangunan hingga operasional dalam rangka memenuhi standar internasional," lanjutnya.

Halaman:

Tags

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB