jawa-tengah

BPBD Sukoharjo Bersiap Hadapi Peralihan Musim Hujan

Rabu, 30 September 2020 | 16:10 WIB

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mulai melakukan pemantauan kerawanan banjir dan tanah longsor menghadapi musim hujan. Sebab diperkirakan peralihan musim terjadi pada Oktober-November mendatang. Wilayah rawan bencana masih sama seperti tahun sebelumnya. Masyarakat diminta untuk waspada dengan melakukan persiapan dan deteksi sejak dini.

Kepala BPBD Sukoharjo Sri Maryanto, Rabu (30/9/2020), mengatakan, sudah ada informasi pekiraan peralihan musim dari kemarau ke hujan pada Oktober-November mendatang. Bahkan dibeberapa wilayah di Sukoharjo sejak dua hari terakhir sudah turun hujan dengan intensitas rendah. Hujan tersebut menjadi salah satu penanda peralihan musim.

BPBD Sukoharjo sekarang sudah bersiap menghadapi peralihan musim tersebut. Sebab saat hujan turun dibeberapa wilayah rawan terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Kerawanan tersebut bervariasi sesuai dengan kondisi geografis dimasing masing wilayah.

“Peta kerawanan bencana alam saat musim hujan kemungkinan besar masih sama seperti tahun lalu. BPBD Sukoharjo sekarang sudah persiapan pemantauan mengingat peralihan musim dari kemarau ke hujan segera datang,” ujarnya.

Kerawanan bencana alam berupa banjir sesuai data dari BPBD Sukoharjo terjadi di Kecamatan Weru, Nguter, Sukoharjo, Grogol, Mojolaban dan Polokarto. Wilayah tersebut merupakan aliran sejumlah sungai seperti Sungai Bengawan Solo, Kali Langsur, Kali Siluwur, Kali Situri dan Kali Samin.

Banjir juga dimungkinkan terjadi dibeberapa wilayah lain karena kurang maksimalnya resapan dan saluran pembuangan air. Hal teresbut disebabkan akibat sedimentasi maupun penyumbatan akibat tumpukan sampah.

“Untuk kerawanan tanah longsor masih sama terjadi di wilayah Kecamatan Weru dan Bulu karena banyak perbukitan,” lanjutnya.

Pada peralihan musim, BPBD Sukoharjo juga mewaspadai potensi bencana alam lain berupa angin kencang. Sebab fenomena alam tersebut sering muncul diakhir musim kemarau dan memasuki awal musim hujan begitupula sebaliknya. Angin kencang mengakibatkan kerusakan bangunan dan pohon tumbang sehingga dikatakan Sri Maryanto sangat membahayakan warga.

“Dibeberapa titik wilayah sudah dilakukan perawatan dan pemangkasan batang pohon yang membahayakan pengguna jalan. Itu juga sebagai antisipasi pohon tumbang saat peralihan musim nanti,” lanjutnya.

Sri Maryanto mengatakan, kondisi wilayah disebagian besar di Sukoharjo masih dalam keadaan kering. Sebab pada September ini merupakan puncak kemarau dan mengakibatkan warga ditujuh desa ditiga kecamatan mengalami masalah kekurangan air bersih. Hal tersebut terjadi setelah sumur warga kering akibat cuaca panas.

“Kondisi sekarang memang masih kekeringan dan dropping air bersih terus kami kirim ke warga,” lanjutnya. (Mam)

Tags

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

Khitan Massal Warnai Perayaan HUT Pertamina di Cilacap

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:55 WIB