PURWOREJO, KRJOGJA.com - Jagad pewayangan menjadi salah satu kesenian rakyat yang terimbas pandemi covid-19. Bahkan selama pandemi yang sudah berlangsung hampir setengah tahun ini, nyaris tidak ada tanggapan wayang di berbagai hajadan.
Pada situasi seperti inilah Paguyuban Karawitan Dalang dan Sinden (Pakardasi) Kabupaten Purworejo berinisiasi menggelar pagelaran wayang kulit meski hanya berdurasi dua jam. Pagelaran yang berlangsung di SMA Negeri 1 Purworejo ini hanya ditonton sekitar 50 orang termasuk panitia, lainnya menyaksikan melalui saluran streaming YouTube.
Namun demikian pengurus Pakardasi Purworejo Ki Grahito Ganjar SH mengaku optimis kedepan kesenian akan hadir kembali untuk menghibur masyarakat. “Dimulai hari ini para pelaku seni pedalangan diberi ruang untuk kembali berkarya di tengah pandemi covid-19 yang berimbas pada sepinya pertunjukan seni wayang,†katanya, Minggu (23/8/2020) malam.
Pagelaran wayang kulit ini mengkolaborasikan dua dalang Purworejo sekaligus dengan lakon berbeda, yakni Ki Hadi Widodo dengan lakon Ruwat Bumi atau Makukuhan dan Ki Andreas Novianto Nugroho dengan lakon Sumingkire Pedhut Ngastina.
Menurut Grahito Ganjar, pertunjukan wayang seperti ini akan dijadikan model untuk didokumentasikan. “Selain bermakna spritual, dokumen pertunjukan wayang ini akan kami bahas dengan gugus tugas Covid-19 serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) agar kami bisa kembali menggelar pertunjukan wayang sesuai protokol kesehatan,†tandasnya.
Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM mengapresiasi Pakardasi Purworejo yang menggelar kesenian wayang kulit untuk menghibur masyarakat. “Yang harus diutamakan, ditengah masa pandemi covid-19 yakni pelaksanaannya harus sesuai protokol kesehatan bagi semua yang terlibat, termasuk penontonnya,†pintanya. (Nar)