SALATIGA, KRJOGJA.com - Pengusaha hotel dan restoran rumah makan di Kota Salatiga mulai nombok upah karyawan karena omzet anjlok dampak pandemi virus corona. Padahal, penjualan makanan dan okupansi (hunian) kamar hotel turun.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Salatiga Arso Adji Sarjiato mengatakan sejak penyebaran virus corona dan diberlakukan protokoler kesehatan omzet rumah makan dan restoran turun drastis tidak sampai 20 persen. Banyak resto dan rumah makan mengurangikaryawan dan efisiensi. Saat ini pelayanan order antar makanan lebih diutamakan.
"Sudahlah, kami tidak tahu lagi keadaan seperti ini. Kami mulai nomboki upah karyawan yang sebagian masih bekerja. Anggota kami dari hotel juga kondisinya sama hanya beberapa kamar yang buka. Semoga wabah corona ini segera berakhir," Arso Adji Sarjiato kepada KRjogja.com, Senin (27/4/2020).
Dampak ini juga menurunkan setoran pajak ke Pemkot Salatiga. Menurut Arso tahun 2020 target PHRI sebesar Rp 12, 5 miliar. "Sekarang tidak bicara target Mas, pokoknya bagaimana bisa berjalan gitu sudah baik dan masih buka dengan hari-hari tertentu. Setoran pajak hotel dan restoran PHRi ke PAD rata rata per bulan hampir Rp 1 miliar,"jelas Arso Aji Sarjiato.(Sus)