TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Wabah virus corona memukul pendapatan tukang becak. Lebih dari separuh kini tidak lagi berangkat. Mereka berpindah pekerjaan atau mencari pendapatan dari sektor lain. Untuk tetap berdiam di rumah sudah tidak memungkinkan karena butuh uang untuk makan istri dan anak-anak.
Seorang tukang becak, Sukarjo (50) warga Temanggung mengatakan terpaksa berangkat mengayuh becak ditangah pandemi Covid-19 karena sudah tidak punya uang, sementara keluarganya tetap harus makan.
"Mau bagaimana lagi, saya tetap kayuh becak, sudah tidak punya uang," kata Sukarjo ditemui di terminal lama Temanggung, Selasa (21/4/2020).
Dia mengatakan ada sekitar 300 tukang becak di Temanggung, saat ini yang masih berangkat sekitar 50 tukang becak, itu pun tidak semuanya. Tiap hari paling banyak 25 orang.
Dikemukakan, dalam sehari jika sebelum wabah corona mampu membawa pulang Rp 50 ribu, saat ini berkisar Rp 20 ribu. Bahkan kadang Rp 5 ribu per hari. Kadang bahkan tidak membawa uang, "Kami sangat terdampak. Kami tetap berjuang menjemput rizki Allah," kata dia.
Dia menyampaikan terimakasih pada Polri dari Polres Temanggung dan Kodim 0706 Temanggung yang telah meringankan beban dengan memberi bantuan sembako dan uang tunai. "Kami sangat bersyukur, setidaknya bisa untuk makan beberapa hari kedepan," katanya.
Kapolres Temanggung AKBP Muhamad Ali mengatakan Polres Temanggung dan TNI dari Kodim 0706 Temanggung menyalurkan bantuan pada warga miskin di sejumlah titik. Jumlahnya sekitar 300 paket.
"Bantuan pada tukang becak, warga miskin, dan panti asuhan. Semoga bantuan kecil ini bisa bermanfaat," kata Kapolres Temanggung.
Dandim 0706 Temanggung Letkol David Alam mengatakan TNI bersama Polri membantu warga miskin berupa sembako dan uang tunai untuk meringankan beban warga yang terdampak wabah Covid-19. "Semoga wabah ini lekas berlalu dan kembali hidup normal," kata dia. (Osy)