jawa-tengah

Kolaborasi UGM dan BUMDes Mangesti Sejahtera Hasilkan Inovasi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan di Desa Gentan, Simak Daya Manfaatnya

Senin, 11 November 2024 | 17:00 WIB
Inovasi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan di Desa Gentan, Sukoharjo. (Foto: Istimewa)

Krjogja.com - SUKOHARJO - Permasalahan sampah menjadi salah satu isu lingkungan yang semakin mendesak di Indonesia, terutama di daerah-daerah dengan peningkatan populasi dan aktivitas ekonomi. Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, menjadi contoh nyata desa yang menghadapi lonjakan sampah akibat aktivitas warganya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Tim Pengabdian Masyarakat, yang dipimpin oleh M. Fajar Pradipta, M.Eng., bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mangesti Sejahtera dan Bank Sampah GELIPAH memperkenalkan inovasi teknologi incinerator berkapasitas 200 kg per jam sebagai solusi pengelolaan sampah di desa tersebut.

Solusi Inovatif untuk Mengatasi Masalah Sampah
Teknologi incinerator yang diperkenalkan oleh UGM dengan menawarkan solusi ramah lingkungan. Solusi dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber energi panas, tanpa harus bergantung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang semakin terbatas.

Baca Juga: Bursa Karbon & Pengendalian Emisi KAFEGAMA DIY & FEB UGM

“Dengan teknologi ini, volume sampah dapat dikurangi secara signifikan, dan dampaknya terhadap lingkungan bisa diminimalisir,” jelas M. Fajar Pradipta, M.Eng., ketua tim proyek ini.
Dengan adanya incinerator, potensi pencemaran tanah dan udara akibat penumpukan sampah atau pembakaran terbuka yang merusak kualitas udara dapat dihindari.

Kolaborasi Akademisi dan Masyarakat Desa
Proyek ini melibatkan kolaborasi antara akademisi dan masyarakat Desa Gentan, termasuk peran Kepala Desa Gentan, Ibu Uke Fransiska, SH, dan Sekretaris Desa, Bapak Eko Daryanto, serta perwakilan BUMDes, Bapak Didik Haryono, SE. Mereka secara aktif mendukung upaya pengelolaan sampah yang lebih baik. Kolaborasi ini bukan hanya untuk membangun incinerator, namun juga mencakup sosialisasi dan edukasi kepada warga tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar.

Pelaksanaan proyek ini dibagi dalam tiga tahap utama: survei awal dan sosialisasi, pembangunan incinerator, serta monitoring dan evaluasi.

Survei dan Sosialisasi: Tahap pertama adalah survei untuk memahami kondisi pengelolaan sampah di Desa Gentan dan sosialisasi kepada masyarakat. Tujuan sosialisasi adalah agar masyarakat mengerti pentingnya teknologi incinerator dalam mengurangi sampah dan bagaimana mereka bisa berpartisipasi.

Pembangunan Incinerator: Pembangunan incinerator disesuaikan dengan kebutuhan lokal, dengan pelatihan kepada anggota BUMDes untuk pengoperasian alat secara aman dan efisien.

Monitoring dan Evaluasi: Tahap akhir melibatkan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan keberhasilan proyek. Evaluasi ini membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan dalam proses pengelolaan sampah di Desa Gentan.

Proyek incinerator ini diharapkan membawa berbagai manfaat bagi Desa Gentan. Selain mengurangi polusi dan menjaga kebersihan lingkungan, proyek ini juga berpotensi membuka lapangan kerja baru dan mendorong ekonomi lokal. BUMDes Mangesti Sejahtera bersama Bank Sampah GELIPAH dapat mengambil peran lebih besar dalam pengelolaan sampah, menciptakan lapangan kerja, dan bahkan menghasilkan pendapatan tambahan dari pemanfaatan limbah sebagai sumber energi.

Baca Juga: Wapres Minta Mapel AI dan Coding Diberikan Murid SD dan SMP

Keberhasilan proyek ini di Desa Gentan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia. “Dengan teknologi yang tepat dan partisipasi masyarakat, kita bisa mengatasi masalah sampah yang semakin kompleks ini,” ujar Prof. Dr. Karna Wijaya, salah satu anggota tim. UGM berharap bahwa model pengelolaan sampah berbasis teknologi ini dapat diadopsi oleh daerah lain yang mengalami masalah serupa.

Dukungan Akademisi Berkelanjutan
Kolaborasi antara UGM dan BUMDes Mangesti Sejahtera menunjukkan bagaimana dukungan akademisi dapat berperan penting dalam menyelesaikan masalah lingkungan di tingkat lokal. Dalam hal ini, para akademisi UGM bukan hanya berperan sebagai inovator teknologi, namun juga sebagai fasilitator yang membantu masyarakat memahami pentingnya menjaga lingkungan.

Halaman:

Tags

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

Khitan Massal Warnai Perayaan HUT Pertamina di Cilacap

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:55 WIB