Peringati Hari Laut, Mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Gelar Aksi Bersih Pantai

Photo Author
- Selasa, 13 Juni 2023 | 10:30 WIB
Bersih pantai dari mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (Istimewa)
Bersih pantai dari mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (Istimewa)

Krjogja.com - BANTUL - Bertepatan Hari Laut yang diperingati 8 Juni, mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar kegiatan bersih pantai di Pantai Goa Cemara Bantul, Minggu (11/6/2023). Kegiatan dilakukan pada enam titik kawasan pantai hingga terkumpul 15 kantung sampah yang kebanyakan berupa kemasan plastik konsumsi.


"Aksi bersih pantai ini didorong keprihatinan atas hasil riset yang menunjukan Indonesia sebagai salah satu negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar di dunia," kata Ketua Program Studi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Dr Muryanti, Selasa (13/6/2023).


Dijelaskan menurut data Jambeck (2015), Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua setelah Tiongkok dengan jumlah 187,2 juta ton. Selain itu, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, toko-toko ritel di Indonesia menghasilkan 10,95 juta lembar sampah setiap tahunnya. Jumlah ini setara 65,7 hektar kantong plastik atau sekira 60 kali lapangan sepakbola.


[crosslink_1]


"Kami tidak hanya mendukung kegiatan-kegiatan mahasiswa bersifat akademis murni, tetapi juga yang memiliki dimensi pengabdian masyarakat. Di Prodi Sosiologi, kegiatan semacam ini bagian dari program merdeka belajar," jelas Dr Muryanti.


Setelah aksi bersih pantai, mahasiswa mengikuti diskusi bertajuk 'Konflik Sosial-Ekologi di Indonesia'. Diskusi menghadirkan Dr Eka Sulistiyowati dan Achmad Uzair PhD sebagai pembicara. Eka Sulistiyowati yang baru saja menyelesaikan disertasi tentang tradisi pelestarian lingkungan di Gunungkidul mengapresiasi kegiatan aksi bersih pantai sebagai bagian menjaga keseimbangan antara keprihatinan ekologi dan kepentingan ekonomi. Terlebih lagi Pantai Goa Cemara bagian situs gumuk pasir yang menduduki tempat istimewa dalam ekologi tropis dan dunia.


Senada dengan Eka, Achmad Uzair juga menekankan pentingnya pertimbangan keadilan lingkungan dalam pengambilan berbagai kebijakan publik termasuk pariwisata. Bila masuk sebagai pertimbangan, keadilan ekologi akan mengimbangi dominasi kepentingan ekonomi dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang lebih partisipatoris dan berkelanjutan. Kepentingan ekonomi yang antroposentris cenderung menyingkirkan pertimbangan kelangsungan lingkungan. (Feb)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X