Kembangkan Musik Liturgi dan Desain, Rm Prier dan Prof Gunnar Raih Dr HC dari ISI

Photo Author
- Kamis, 11 Mei 2023 | 22:56 WIB
Prof Gunnar Spellmeyer (kiri) dan Rm Karl-Edmund Prier SJ menerima anugera Dr HC dari ISI Yogya. (Foto: Juvintarto)
Prof Gunnar Spellmeyer (kiri) dan Rm Karl-Edmund Prier SJ menerima anugera Dr HC dari ISI Yogya. (Foto: Juvintarto)

Krjogja.com - YOGYA – Berjasa besar dalam keilmuan musik khususnya musik liturgi Rm Karl-Edmund Prier SJ mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menganugerahi gelar Doktor Honoris Causa (HC). Gelar serupa diberikan kepada Profesor Gunnar Spellmeyer yang berjasa di bidang keilmuan desain. Kedua ilmuwan seni tersebut berasal dari Jerman.


“Rm Prier telah mengajar di Jurusan Musik sejak jurusan ini berdiri di Akademi Musik Indonesia (AMI) hingga menjadi Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI),” ungkap Rektor ISI Prof Dr Timbul Raharjo M Hum saat Penganugerahan gelar Doktor HC dalam Sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta, Kamis (10/5/2023), di Concert Hall ISI Yogyakarta.


Bagi ISI Yogyakarta, lanjut Rektor Rm Prier berjasa bagi pendirian dan pengembangan Jurusan Musik. "Beliau telah mengajar 33 tahun (1971-2024) pada mata kuliah Sejarah Musik, Tinjauan Repertoar Musik, Ilmu Bentuk Musik dan Kontrapung," ungkap Prof Timbul.


Sedangkan Prof Gunnar Spellmeyer dinilai berjasa menginisiasi kerja sama ISI Yogyakarta dan University of Applied Sciences and Arts Hannove dengan menggelar workshop tahunan yang telah berlangsung sembilan tahun hingga hingga saat ini. “Anugerah Dr HC pada dua tokoh ini berdasarkan tingkat kepakaran dan pengabdian mereka di bidang musik dan desain,” jelasnya.


Sedang Prof Triyono Bramantyo Ph D selaku promotor menyebutkan sejumlah alasan pemberian gelar Doktor HC pada Karl-Edmund Prier SJ. "Rm Prier telah menyumbangkan ilmu pengetahuan termasuk menanamkan teknik musik kepada mahasiswa Jurusan Musik maupun Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta yang saat ini para lulusannya tersebar di seluruh Indonesia," ujarnya.


Romo Prier juga berjasa melahirkan aransemen lagu-lagu daerah di Indonesia. Berkat ketekunan, ketangguhan, etos dan spirit-nya. "Rm Prier yang juga pengajar Pusat Musik Liturgi (PML) Yogyakarta juga dikenal sebagai ahli musik sekaligus guru besar sejati yang layak memperoleh penghargaan," tegasnya.


[crosslink_1]


Sedangkan Prof M Dwi Maryanto MFA P hD selaku promotor Prof Gunnar Spellmeyer menyebutkan sumbangan konseptual Prof Gunnar di bidang desain sangat signifikan sehingga layak menerima gelar Doktor Honoris Causa dari ISI Yogyakarta. Sebagai profesor bidang Industrial Design Process and Presentation University of Applied Sciences and Arts Hannover Jerman itu telah menggalang kerja sama akademik dengan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.


"Melalui workshop tahunan, , Prof Gunnar menularkan berbagai pemikiran dan pengetahuan mengenai desain secara spesisik yang dapat diterapkan di mana saja di dunia sekarang ini,” ujarnya.


Ada yang menarik ketika Romo Prier menyampaikan pidato ilmiah berjudul Hidup untuk Musik dengan sengaja duduk di depan meja kaca. Mengenakan setelan jas hitam, dasi serta topi, lelaki kelahiran Jerman tahun 1937 ini pun langsung meminta maaf.


“Saya minta maaf ada masalah dengan kaki, sedang proses disembuhkan. Juga minta maaf pakai topi karena ada luka pada kepala, sejak saya dicintai seorang di Gereja Bedog beberapa tahun lalu, sekarang masih ada lubang di sini,” ujarnya mengawali pidato ilmiahnya.


Gamelan yang dimainkan para mahasiswa itu terus mengalun mengiringi prosesi penyampaian pidato ilmiah. "Hidup untuk Musik memiliki dua arti, mendorong orang-orang di daerah-daerah misi dapat hidup untuk musik dan menggali potensi kekayaan musik daerah di Indonesia," jelasnya.


Hidup untuk Musik, menurur Rm Prier supaya masyarakat Indonesia hidup dari kekayaan di dalam negeri. "Itulah yang terjadi, karena memang ada potensi besar namun belum digali,” kata Rm Prier.


Sedang Prof Gunnar Spellmeyer dalam pidato ilmiahnya berjudul Reinforcing Creativity-Handling The Age of Chaos antara lain menjelaskan kondisi dunia saat ini sedang dalam kekacauan. "Situasi dunia saat ini dengan adanya perang dan krisis iklim dikhawatirkan bisa menjerumuskan pada kekacauan yang sifatnya merusak. Inilah kenyataan yang harus kita hadapi,” ungkapnya dalam acara yang berlansung semarak dengan pentas tari, gamelan serta konser musik. (Vin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X