BANTUL, KRJOGJA.com - Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien. Pelayanan yang semula berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan komprehensif, bertujuan meningkatkan kualitas hidup dari pasien.
Demikian diungkapkan Dr Nanang Munif Yasin MFarm Apt, dosen Farmasi UGM dalam Seminar Nasional Pharmacy Poltekkes BSI (SEPHASI) bertema 'Menembus Tantangan Revolusi Industri 4.0 Melalui Inovasi Layanan Prima Berorientasi Pasien' di kampus Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Bhakti Setya Indonesia (BSI) Yogyakarta, Jalan Janti Gedongkuning, Banguntapan Bantul, Minggu (12/04/2020).
Seminar online dengan menggunakan teknologi webiner juga menghadirkan Dr Bondan Ardiningtyas MSc Apt (Dosen Farmasi UGM juga Direktur PT Swayasa), praktisi komunikasi Lusy Laksita dengan moderator Ade Puspitasari SFarm Apt (Dosen Poltekkes BSI). Seminar diselenggarakan Himpunan Mahasiswa D3 Farmasi Poltekkes BSI dibuka Yuli Puspito Rini MSi selaku Direktur Poltekkes BSI Yogyakarta lewat video. Hadir dalam kesempatan itu Ana Mardiyaningsih MSc Apt (Kaprodi D3 Farmasi Poltekkes BSI).
Putri Nur Ariyati, Ketua Panitia Seminar Sephasi menyebutkan, seminar yang semula offline karena ada wabah Covid-19 diubah menjadi online. Panitia seminar mendonasikan Rp 15 juta kepada tenaga kesehatan yang terhimpun dalam Pimpinan Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD-IAI DIY) diterima Dr Nanang Munif Yasin (Ketua PD-IAI DIY) serta Pimpinan Daerah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PD-PAFI DIY) diterima Burhannudin AMd Farm selaku Ketua PD-PAFI DIY.
Dalam seminar tersebut Nanang Munif menegaskan, terjadinya pergeseran orientasi untuk menjamin mutu pelayanan farmasi kepada masyarakat. Telah dikeluarkan pelayanan standar farmasi komunitas apotek yang meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, pelayanan resep, konseling, monitoring, penggunaan obat, edukasi, promosi kesehatan dan evaluasi terhadap pengobatan.
Ditegaskan Nanang Munif, sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, tenaga kefarmasian dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan interaksi langsung kepada pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain, melaksanakan pemberian informasi, monitoring penggunaan obat. "Tak kalah pentingnya, etika harus dijaga saat berkomunikasi dengan pasien," ucapnya.
Sedangkan Dr Bondan Ardiningtyas dalam seminar tersebut antara lain menyebutkan, pelayanan kefarmasian harus menyesuaian perkembangan zaman. "Dari pelayanan yang manual ke digital. Ini artinya perlunya inovasi. Maka saya menyarankan para apoteker perlu melakukan wisata teknologi kesehatan yang diikuti dari berbagai negara. Pasti kita terbengong karena tertinggal," ujarnya. (Jay)
Kedaulatan Rakyat (KR) membuka penggalangan dana ‘Dompet KR’ untuk membantu penanganan pasien Covid-19 maupun masyarakat yang terdampak. Para dermawan bisa berpartisipasi dengan cara menyerahkan donasi
secara langsung ke Bagian Keuangan KR setiap hari kerja, pukul 09.30- 13.30 (hari libur nasional dan Sabtu-Minggu tutup) Atau transfer ke rekening BRI 0409.01.000135.304 atas nama Kedaulatan Rakyat.
(Mohon bukti foto transfer dikirim via WA ke 0812.2960.972)
Yuk, bantu donasi sekarang !