SEMARANG,KRJOGJA.com - Dalam rangka Program sinergi kemitraan antara kepolisian (Polri) dalam menangkal paham radikalisme dan gerakan terorisme di Perguruan Tinggi (PT), bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) se-Nusantara mengadakan seminar nasional 'Meneguhkan Kembali Peran PTNU Dalam Menangkal Radikalisme dan Terorisme' di kampus III Fakultas Kedokteran Unawahas Semarang belum lama ini.
Rektor Unwahas Prof Dr H Mahmutarom HR SH MH mengatakan seminar kontra radikalisme dan kontra terosime didasari adanya keprihatinan mahasiswa BEM PTNU atas situasi keamanan nasional. Dimana paham radikal menyasar mahasiswa dan pelajar untuk menyebarkan idiologi mereka. Â
Hal senada juga diungkapkan oleh Staf Ahli Kapolri Irjen Pol Gatot Edy Pramono saat menjadi pembicara dalam seminar tersebut. Radikalisme dan terorisme adalah tantangan bagi kita semua.Â
"Unwahas melakukan kegiatan ini sangat bagus karena peran mahasiswa, PT sangat penting. Hasil penelitian Alex P Schmid dan Albert J Jongman menunjukkan dari 109 definisi terorisme ditemukan 83,5% mengandung unsur kekerasan, 65% berisikan tujuan politik dan 51% untuk menimbulkan rasa takut dan teror," ungkapnya.
Kasubdit Bidang Komunikasi Intelkam, AKBP Suhaimin yang ikut hadir dalam seminar tersebut mengatakan sebagai bentuk dukungan Polri dalam kegiatan seminar ini, Polri menghadirkan, Yudi Zulfahri, salah satu mantan teroris yang pernah terlibat kegiatan pelatihan basis militer di Aceh tahun 2010 untuk bisa memberikan testimoni kepada mahasiswa secara langsung.Â
Menurut AKBP Suhaimin kehadiran mantan pelaku teror diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa siapa saja bisa terpapar paham radikal. Pernyataan itu dikuatkan dengan latar belakang Yudi Zulfahri, lulusan STPDN yang sudah tidak diragukan lagi wawasankebangsaannya. (Sgi)