Jawa Tengah Bakal Kembangkan Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor

Photo Author
- Selasa, 10 April 2018 | 03:31 WIB

SEMARANG, KRJOGJA.com - Kementerian Perindustrian mengembangkan industri manufaktur di Jawa Tengah berbasis pada sektor padat karya berorientasi ekspor. Industri tersebut seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, serta furnitur. Selama ini industri itu telah memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, sektor-sektor tersebut memiliki kinerja yang cukup baik.

"Apalagi, adanya Kawasan Industri Kendal, kami terus aktif untuk menarik investasi masuk," kata Airlangga usai berdialog dengan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Semarang, akhir pekan lalu.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, nilai investasi industri manufaktur pada 2015 mencapai Rp10,7 triliun, dan ditargetkan naik 10 kali lipat menjadi Rp 104,3 triliun di tahun 2035. Penyerapan tenaga kerja juga diprediksi meningkat, dari 3,2 juta orang tahun 2015 menjadi 6,2 juta orang pada 2035.

Guna mewujudkannya, salah satu yang akan berperan penting adalah kontribusi dari perusahaan-perusahaan baru yang beroperasi di Kawasan Industri Kendal. Hingga Januari 2018, kawasan terintegrasi yang diresmikan sejak November 2016 itu telah menarik sebanyak 39 investor yang berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, China dan Jepang.

Kawasan tersebut ditargetkan menyerap potensi investasi hingga Rp 200 triliun dan tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang. Perusahaan-perusahaan yang telah berdiri di Kawasan Industri Kendal, antara lain furnitur, makanan, kemasan makanan, baja, label printing, dan boneka.

Menperin menambahkan, Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi tujuan utama para investor menanamkan modalnya untuk perluasan usaha. "Misalnya saja, saya melihat di Boyolali, tingkat pengangguran di sana itu mendekati nol, karena ekspansi perusahaan-perusahaan yang begitu besar," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, lanjut Airlangga, terjadi fenomena industri TPT di Jawa Barat di mana mereka merelokasi pabriknya ke daerah lain terutama ke Jawa Tengah. "Adanya ekspansi dan investasi baru, industri TPT di Boyolali mencari tenaga kerja lebih dari 5.000 orang," ucap dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X