IDACON, Reorientasi Dakwah Jadi Inklusif dan Humanis

Photo Author
- Kamis, 5 Oktober 2017 | 12:09 WIB

SLEMAN, KRJOGJA.com - Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan International Dakwah Conference (IDACON) yang bertemakan “Da’wah in 21st Century: Bridging Diversity, Enriching Humanity” di gedung Prof. RHA. Soenarjo, S.H. UIN Sunan Kalijaga.

Pada IDACON menghadirkan pembicara dari Jepang yaitu Prof. Yasuyuki Kono, Ph.D. dan Prof. Okamoto Masaki, Ph.D., keduanya dari Center for Southeast Asean Studies (CSEAS) Kyoto University, Jepang, Juga dihadiri Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Siti Musdah Mulia dan Mr. Sawyer Martin French dari George Washington University, USA.

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Siti Musdah Mulia mengatakan inti dakwah adalah mengubah kualitas hidup manusia menjadi insan yang lebih positif, konstruktif dan produktif. Al-Quran dengan jelas menyatakan bahwa ada tiga prinsip dalam metode dakwah yakni dengan hikmah, maw’izhati`l-hasanah, dan mujadalah bi`l-latî hiya ahsan.

"Ketidakadilan merupakan musuh bersama semua pemeluk agama, karena mengakibatkan kesenjangan masyarakat yang pada gilirannya menimbulkan diskriminasi, dominasi, eksploitasi dan berbagai bentuk kekerasan dan kekejaman. Itulah sebabnya, dakwah di semua agama harus ditujukan untuk menghilangkan musuh bersama dengan menghayati nilai-nilai moral yang sudah ada di masing-masing dan setiap orang sebagai berkah dari Tuhan", tutur Mulia.

Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Dr.Phil Sahiron, M.A dalam sambutannya mewakili Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengatakan bahwa Rasulullah sejak awal membangun Negara Madinah adalah berlandaskan toleransi dan kerjasama antar berbagai macam etnis dan keagamaan demi menjunjung persatuan dan penghargaan atas nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan untuk semua.

Direktur CSEAS, Prof Yasuyuki Kono, P.hD menekankan pada dakwah yang inklusif yang menghargai sesama manusia, tidak menggurui tetapi memberi contoh keteladanan. Dakwah juga seyogyanya diarahkan pada penghargaan atas kelestarian alam demi hak-hak dasar manusia atas hidup yang sehat, berkualitas, dan jauh dari ancaman dan kekerasan. Kekerasan yang ada perlu dipahami dari komplkesitas masalah baik dari sisi politik, sosial, budaya dan tidak hanya dari segi keagamaan. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X