IIS UGM Kampanyekan Perlucutan Senjata Nuklir

Photo Author
- Rabu, 22 Februari 2017 | 11:52 WIB

SLEMAN (KRjogja.com) - Institute of International Studies (IIS) Departemen Hubungan Internasional UGM merupakan salah satu lembaga yang turut mengikuti perkembangan isu perlucutan senjata nuklir. Tidak hanya memantau isu terkini, IIS juga gencar melakukan kampanye dan advokasi perlucutan senjata nuklir, baik di kancah nasional dan internasional. 

Salah satu bentuk kegiatan kampanye yang dilakukan IIS untuk mengampanyekan perlucutan senjata nuklir di regional nasional yakni mengadakan seminar 'Menuju Dunia Bebas Senjata Nuklir' dan beberapa roadshow diskusi lainnya di Jakarta, Malang, hingga Padang.

Muhadi Sugiono, M.A., salah satu peneliti IIS, bahkan sempat menyuarakan aspirasinya terkait perlucutan senjata di Open-Ended Working Group (OEWG) on Nuclear Disarmament 2016 di Jenewa, Swiss. OEWG adalah pertemuan resmi PBB yang melibatkan partisipasi publik, baik organisasi non-pemerintah maupun perwakilan dari masyarakat. Muhadi mewakili IIS yang merupakan patner dari ICAN di hadapan majelis kongres resmi PBB dan menyampaikan sebuah kertas kerja berjudul Non-Nuclear-Weapon States and a Treaty Prohibiting Nuclear Weapons.

"Negosiasi ini bukanlah klimaks dari usaha seluruh aktivitas di dunia dalam menyuarakan perlucutan senjata nuklir global. Kita harus terus berjuang agar perlucutan itu dapat terselenggara," ujar Muhadi, Rabu (22/02/2017).

Muhadi menjelaskan alasan kenapa perlucutan senjata nuklir harus segala dilakukan. Seperti senjata pembunuh massal lainnya, senjata nuklir tidak pandang bulu ketika digunakan. Seluruh area sekitar ledakan nuklir akan terkena dampaknya, sekali pun hanya masyarakat sipil. 

Muhadi mencontohkan efek bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki yang hingga kini masih ada korban selamat dan harus menanggung luka maupun kelainan genetik karena ledakan tersebut. Tidak saja berbahaya bagi kehidupan manusia, dampak ledakan nuklir akan berpengaruh  pada lingkungan dan iklim dalam jangka panjang. "Ledakan nuklir dapat memicu perubahan iklim yang berbahaya bagi seluruh kehidupan di bumi,” jelas Muhadi. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X