Operet FBS Soegijapranata Meriahkan Natal Jateng

Photo Author
- Minggu, 15 Januari 2017 | 19:52 WIB

SEMARANG (KRjogja.com)- Kelompok operet Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unika Soegijapranata Semarang dengan para pemain mahasiswa semester 3 dan 5 program studi Bahasa Inggris mengisi salah satu rangkaian acara peringatan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 Propinsi Jateng di Gedung Ghradikan Bhakti Praja Kompleks Gubernuran, Jumat  (13/01/2017) malam.

 

Di depan ratusan penonton, operet dibawah bimbingan dosen FBS Unika Dr Ekawati  Marhaenny Dukut MHum bekerjasama dengan tim audio Alex Purnomo ini menceritakan tentang Alkisah ada seorang bayi yang dicari oleh para raja dari berbagai belahan dunia. Bayi ini diharapkan menjadi penyelamat bagi dunia yang kala itu dinilai semrawut. 

Berabad-abad telah berlalu, Si tiga raja yang dulu menemui bayi mungil itu telah menitis ke tiga raja jaman sekarang dari beberapa etnis yang ada di Indonesia. Tiga 'raja' itu akhirnya memperlihatkan dirinya di tengah-tengah acara Natal dan Tahun Baru Propinsi Jateng, di depan ratusan penonton yang ingin mendapatkan pesan natal khusus dari Administrator Diosesan Keuskupan Agung Semarang Rm FX Sukendar Wignyosumarto Pr dan sambutan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada peringatan Natal tersebut. 

Dalam operet, dikisahkan tiga raja itu ingin mengetahui apakah sudah ada perubahan dengan kondisi masyarakat yang lalu dan dengan yang sekarang. Sayang sekali, dunia yang moderen ini malah dinilai lebih kacau daripada yang lalu, membuat tiga raja ini prihatin sehingga ingin mencari sosok yang dapat menjadi penyelamat dari situasi yang kacau itu. 

Akhirnya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo disimbolkan sebagai bayi yang telah tumbuh dewasa dan menjadi penyelamat dunia yang kacau balau itu naik ke panggung diundang oleh para pemain operet untuk memberi 'wejangan'.

 

"Apa sebenarnya yang kita cari? Mengapa tidak ada rasa salah jika melakukan korupsi? Apakah kita sudah tidak punya rasa malu? Ditangkapnya salah seorang pejabat Jateng karena korupsi dan seorang kepala sekolah yang semena-mena mendisiplinkan murid dengan cara yang tidak wajar menjadi cambuk untuk refleksi diri," kata Ganajr. (sgi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X