SOLO (KRjogja.com) - Kuliner Soto kini disiapkan go internasional. Dalam 1-2 tahun mendatang Solo bisa dijumpai di Afrika, Eropa dan benua yang lain seperti halnya CFC. Internasionalisasi kuliner Solo digarap Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) bersama Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) Universitas Sebelas Maret (UNS) Soto.
"PPKWu UNS dipercaya BeKraf untuk membuat Naskah Akademik dan Prosedur Usaha. Salah satu bidang yang dikerjakan kuliner khususnya Soto. Kami mendorong kuliner soto terstandarisasi bisa go internasional," jelas Dr Eddy Tri Haryanto MP, Ketua Pelaksana Tim Kerjjasama Bekraf dan PPKWu kepada wartawan, Selasa (22/11/2016).
BeKraf, lanjut Eddy, telah melakukan sosialisasi Soto di luar negeri dan ternyata diapresiasi. Ini meyakinkan bahwa kuliner Solo bisa didorong go internasional. Standarisasi Soto di sini bukan menyangkut rasa. Rasa tidak distandarisasi karena menjadi karakter. "Tapi standarisasi lebih fokus pada  hiegine dan manajemen penyajian," tandas staf pengajar Fakultas Pertanian itu.
Selain usaha kuliner Solo, BeKraf juga membuat naskah akasemik bidang Animasi.,kemudian Aplikasi, Â Studio Musik, Â Film dan Fashion Muslim. Untuk bidang yang terakhir BeKraf dan UNS bisa menjadikan Indonesia sebagai Pusat Fashion Muslim di dunia. "Kami ingin Indonesia bisa menjadi kiblat Fashion Muslim."
Dijelaskan, ada 10 prosedur usaha yang disusun. Selain  Soto dan Fashion Muslim ada Kriya Keramik. Kriya Perak. Kriya Batik. Fashion Muslim. Naskah Akademik dan Prosedur usaha digarap dari akar rumput (grassroot). Itu dikumpulkan dari seluruh Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Jadi  bukan bikinan dari atas. Tapi semuanya kemauan dari bawah. (Qom)