TIDAK gampang memvisualisasikan teks ke tengah masyarakat, terlebih lagi dalam bentuk pameran. "Sasart" yang digelar Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta Sabtu (12/11/2016) malam mampu memvisualkannya dengan sangat baik. Ratusan teks dari puisi, cerita pendek (cerpen), maupun novel dipamerkan dalam bentuk visual yang cukup baik dengan penyimbolan seperti celana jeans atau potongan kertas dalam ruang lampu minimalis.
"SasArt Fest dipilih karena dalam sastra selalu ada seni. Jadi kami sedikit memelesetkan kata 'sastra' menjadi SasArt dengan 'art' adalah seni.  Untuk tagline ‘Tangga Sastra dalam Melodi Kata’ maksudnya adalah karya sastra itu jenisnya banyak seperti tangga. Dalam acara ini, kita kemas sebagian besar dalam bentuk pertunjukkan musik," terang Theresia Anindya, Humas SasArt ditemui di sela-sela acara.
Hall Kampus 1 USD didesain dengan apik oleh panitia. Mereka membuat lorong-lorong di Hall menggunakan kain hitam yang di sisi-sisinya diisi karya sastra yang divisualkan dalam bentuk benda-benda yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Cahaya remang yang menuntun pengunjung memasuki lorong menjadikan pameran makin khusyuk dinikmati. Lorong panjang yang dibuat memutar berakhir di panggung utama yang menghadirkan beragam pentas seni. Ada musikalisasi puisi karya-karya Sapardi Djoko Damono, monolog, teater, dan dipungkasi oleh penampilan band folk Yogyakarta, Olski bersama Danto Sisir Tanah.
Kedua musisi yang tampil tampaknya paham benar dengan tema yang diusung SasArt. Olski, band folk yang sudah selalu tampil dengan lagu-lagu pop waltz menyihir ratusan pecinta sastra yang hadir. Notasi gitar 'miring' Dicky Mahardika bersama notasi pianika dan Glockenspiel Shohih Febrianyah dan empuknya beat yang dihasilkan drummer cantik Atika Putri Adenia mengantar Febrina Caludia meruangkan koor lewat "Titik Dua dan Bintang", "Tunggu", "Datang Bulan", dan "Rindu". Sisir Tanah juga tampil memukau dengan mengacak emosi penonton lewat lirik-lirik tajam seperti "Bebal". "Konservasi Konflik", "Pidato Retak", "Lagu Wajib", dan lain sebagainya.(Des)