YOGYA (KRjogja.com) - Kelompok Etno-Teaterikal Insitut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta akan tampil di International Theatre Festival of Quanzhou China, Rabu dan Sabtu, 12 dan 15 Oktober 2016 mendatang. Mereka akan membawakan tema Illegal Logging berjudul 'Ghooorrrkg' pada pementasan tahunan di China tersebut.
Supervisor Kelompok, Prof Triyono Bramantyo PS MEd PhD mengatakan penampilan yang digagas oleh ISI tahun 2016 itu untuk memerkenalkan khasanah seni pertunjukkan tentang etnis Indonesia ke mancanegara. Ia menambahkan pertunjukka etno-teaterikal adalah upaya untuk menciptakan alternatif baru seni pertunjukkan untuk mengeksplorasi idiom seni tradisi nusantara.
"Naskah teater diambil dari naskah kuno abad 13 zaman Majapahit tentang Dewi Sri dan dipadukan dengan isu pemanasan global dan illegal logging," ujarnya dalam jumpa pers 'Etno-Teaterikal: Seni Pertunjukkan Teater Berbasis Tembang Etnik Nusantara' di Kongkalikong Dine and Coffee House, Yogya, Senin (3/10/2016).
Tim yang terdiri dari 12 orang tersebut rencananya akan berangkat ke China, Senin (10/10/2016) dan kembali ke Yogya, Selasa (18/10/2016) setelah pementasan di Auditorium Teater ISI, Jumat (7/10/2016) malam. Triyono menganggap festival ini bergengsi karena hanya beberapa negara yang diundang, seperti Singapura, Indonesia, Inggris, Amerika, Jepang dan Korea.
"Kelompok ini akan tampil dua kali selama 70 menit dan 5 menit pada acara pembukaan, Selasa (11/10/2016) mendatang," tuturnya.
Sutradara dan penulis naskah, Rano Sumarno Msn menambahkan ide penulisan naskah tentang etnis ini merupakan bentuk kegelisahan tim karena banyaknya budaya di Indonesia. Sehingga, ketika ada orang asing bertanya kebudayaan khas Indonesia, sulit untuk dijawab.
"Dalam pementasan ini, kami merangkai syair dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Yogya, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua," papar Rano. (*-1)