SEMARANG (KRjogja.com)- Dunia kedokteran merupakan wilayah yang sarat akan keilmuan. Tanpa merendahkan bidang yang lain, mahasiswa kedokteran sejak awal kuliah sudah dipadati dengan perkuliahan, tugas dan lain sebagainya karena tuntutan penguasaan teori dan praktek (manusia sebagai objek praktek). Namun bidang lain, misalnya berkesenian, tidak kalah pentingnya bagi mahasiswa kedokteran agar jiwa tidak kering dan memandang kehidupan lebih 'berwarna'.
Hal tersebut disampaikan Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum dan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Undip Prof Dr dr Nur Tri Kristina pada pembukaan puncak Dies Natalis ke-55 FK Undip engan berbagai kegiatan yang sarat akan nuansa berkesenian.Â
Kegiatan Dies tersebut di antaranya pameran ratusan lukisan dan pameran foto karya para dokter baik yang bekerja di Undip, RSDK, maupun dokter para alumni Undip, Festival Tari Nusantara Diponegoro (FTND) dengan peserta FK seluruh Indonesia, lomba paduan suara, pementasan kesenian daerah Truntung (pimpinan dosen FK Undip Prof dr Edi Dharmana MSc PhD). Selain itu, senam massal, jalan sehat, bersepeda bareng keliling kampus, pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat sekitar FK serta berbagai kegiatan ilmiah seperti worskhop, seminar kedokteran dan kuliah tamu pakar bedah syaraf internasional yang juga Dekan FK Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta Prof Dr dr Eka J Wahjoepramono SpBS yang juga alumni FK Undip.
Ketua Panitia Dies Dr dr Awal Prasetyo MKes SpTHT-KL menyatakan kegiatan dies termasuk pula pembangunan 160 buah jamban di Guci Tegal. Rangkaian Dies ditutup dengan kegiatan mega reuni mahasiswa angkatan 1980-1990 yang diselenggarakan di kampus FK Undip Tembalang serta pementasan artis ibukota pilihan mahasiswa. (Sgi)Â
