Jembatan Emas Angkatan Kerja Indonesia Menyambut Bonus Demografi

Photo Author
- Jumat, 23 September 2016 | 20:10 WIB

YOGYA (KRjogja.com)- Bonus demografi dapat menjadi berkat sekaligus bumerang. Hal itu menjadi berkat ketika bonus demografi menghasilkan kesejahteraan yang jauh lebih baik dengan angkatan kerja yang produtif alias tidak menganggur. Namun keadaan angkatan kerja ini dapat menjadi masalah serius ketika lapangan kerja tidak cukup memadai untuk menampung angkatan kerja. Bonus demografi ini pun dapat menjadi beban baru bagi Indonesia.

Kondisi ini menjadi topik pembahasan yang mengemuka dalam bedah buku dengan judul "Jembatan Emas Angkatan Kerja Indonesia Menyambut Bonus Demografi" dalam rangka menyambut Dies Natalis ke-51 Universitas Atma Jaya Yogyakarta di tahun 2016 ini, yang menghadirkan penulis buku Fransiscus Go dan pembedah buku Dr Y Sri Susilo MSi.

Menurut Frans, wajah ketenagakerjaan kita sungguh sangat rumit seperti yang telah dikemukakan dalam buku sebelumnya "Mengakhiri Era Tenaga Kerja Murah", yang ditandai dengan berbagai kondisi seperti tingkat pengangguran (terbuka) yang meningkat dari tahun ke tahun, fenomena upah murah dan demonstrasi yang berulang setiap tahun terkait UMP, potensi dan persaingan dari tenaga kerja luar setelah diberlakukan MEA, kompetensi pekerja yang rendah yang ditandai dengan pendidikan yang rendah, ketrampian dasar rendah, perilau yang belum sepenuhnya  profesional, serta rangakian kebijakan eksperimental pemerintah dalam mengatasi hal ini yang masih belum kompak secara sektoral.

"Kondisi ini harus disikapi secara positif, dan tetap optimis. The show must go on, kita tidak boleh terperangkap dalam kondisi ini," ujar Frans. 

Sebagai bangsa yang besar setiap momentum harus dimanfaatkan dengan terus berbenah terutama mempersiapkan tenaga kerja kita yang memiliki kompetensi tinggi dan siap bekerja. Diperlukan kreativitas dalam memulai pembenahan dengan suatu metode yang mampu menjawab dan menjembatani  segala potensi angkatan kerja yang ada, berupa pembangunan data base dalam kerangka Man Power Planning Nasional secara terintegrasi. Pesan ini yang disampaikan dalam buku kedua ini.

"Dengan data yang akurat dan konsisten memanfaatkan teknologi informasi spesial, kita dapat memulai pekerjaan besar ini, untuk Indonesia yang berjaya dalam kemandirian tenaga kerja menghadapi bonus demografi," tandasnya.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X