SkillsIndonesia 2045: Jalan Baru Pemajuan Pendidikan Vokasi

Photo Author
- Sabtu, 20 Juli 2024 | 15:20 WIB
Dirjen Vokasi (Diksi) Kemdikbudristek Kiki Yulianti ketika Membuka Rembuk Pendidikan Vokasi Skills Indonesia 20245, di Jakarta, Jumat (19/7/2024). (Foto: Rini Suryati)
Dirjen Vokasi (Diksi) Kemdikbudristek Kiki Yulianti ketika Membuka Rembuk Pendidikan Vokasi Skills Indonesia 20245, di Jakarta, Jumat (19/7/2024). (Foto: Rini Suryati)


KRjogja.com - JAKARTA - Dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui pendidikan vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan kegiatan Rembuk Pendidikan Vokasi dengan tema SkillsIndonesia 2045, pada Jumat (19/7/2024).

Rembuk Pendidikan Vokasi SkillsIndonesia 2045 diselenggarakan guna menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul, kompeten dan berdaya saing seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat dan dinamika ekonomi global yang terus berubah.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasikan hasil program-program pendidikan vokasi khususnya kemitraan dan penyelarasan pendidikan vokasi kepada seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan vokasi untuk dapat ditindaklanjuti pada level instansi masing-masing serta sebagai ajang belanja keahlian bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan vokasi.

Baca Juga: Meriahkan Hari Jadi Klaten Ke-220, DWP Klaten Gelar Lomba Rias Wajah

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa salah satu tugas Kemendikbudristek adalah menyiapkan Generasi Emas 2045. Dengan melihat tantangan saat ini, ucap Kiki, diperlukan jalan baru pemajuan pendidikan vokasi yang lebih responsif, relevan, inklusif, inovatif, dan efektif sebagai upaya publik untuk kebaikan bersama menghela Generasi Emas 2045.

Kiki mengatakan, bahwa SkillsIndonesia 2045 dirancang untuk bisa merespon secara cepat dan relevan permintaan dunia kerja yang terus berubah. “Karena itu diperlukan sistem yang bisa memantau dan menganalisis pergeseran pasar tenaga kerja dan perubahan kebutuhan keterampilan kerja. Sistem pendidikan vokasi perlu menggunakan informasi ini dengan lebih baik sehingga mampu menyesuaikan program mereka dan menawarkan pembelajaran yang relevan untuk dunia kerja,” tuturnya.

Lebih lanjut, Dirjen Kiki menyampaikan bahwa prinsip dasar dari SkillsIndonesia 2045 adalah inklusif, non-diskriminatif, dan memastikan semua warga Indonesia dapat menjadi pemelajar sepanjang hayat.

“Tujuan pembangunan pendidikan yang berkualitas secara global dalam Sustainable Development Goals adalah menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua,” terang Kiki.

Kiki menambahkan, kebijakan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan dan multidimensi telah menjadi agenda global. Karena itu, ujar Kiki, diperlukan jalan baru pemajuan pendidikan vokasi yang menggeser penguasaan narrow skills ke broad-based competencies dan ke kapabilitas, sehingga lulusan vokasi mampu mempelajari hal-hal baru dalam pekerjaannya.

“Sudah saatnya pendidikan vokasi mengembangkan green skills untuk menghasilkan produk ramah lingkungan, serta program keahlian baru yang diperlukan untuk transisi menuju ekonomi hijau. Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan perlu diintegrasikan ke dalam keseluruhan institusi pendidikan vokasi,” ucap Dirjen Kiki.

Selanjutnya, Dirjen Kiki mengatakan bahwa pendidikan vokasi ke depan harus menguatkan soft skills sehingga peserta didik dapat mengembangkan budaya kerja dan beradaptasi dengan lingkungan global, serta menyelesaikan masalah yang kompleks.

Baca Juga: DPC PDI Perjuangan Kota Yogya Panasi Mesin, Ajak Ribuan Kader Ikrar Jaga Harkat Martabat Partai

Potret Keselarasan Pendidikan Vokasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri

Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Uuf Brajawidagda, mengatakan bahwa di empat tahun pertama Mitras DUDI, di level nasional telah diluncurkan 197 skema okupasi, 1 juta 38 ribu alumni SMK berpartisipasi di penelusuran lulusan.

Di level wilayah, kata Uuf, telah terbentuk ekosistem kemitraan yang mencakup 27 provinsi, dan berbagai ikhtiar lain yang menghasilkan lebih dari 8200 kesepakatan, memetakan potensi wilayah, memetakan potensi wilayah di seluruh provinsi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X