KRJogja.com - YOGYA - Kebutuhan susu di Indonesia yang terus meningkat mendorong 5 mahasiswa UGM yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam bidang Karsa Cipta (KC) melakukan inovasi, terobosan dengan mengembangkan alat untuk memisahkan sperma yang membawa sifat kelamin anakan sehingga nantinya jenis kelamin yang dilahirkan sesuai yang diinginkan.
*Alat ini dapat meningkatkan efisiensi program IB dengan menggunakan sperma dari pejantan unggul yang sudah dilakukan pemisahan agar jenis kelamin anakan dapat disesuaikan," tutur Ketua Tim PKM KC Diva Aurellia Mahsanabila mahasiswa Kedokteran Hewan 2021, Senin (12/8)
Bersama anggota, mahasiswa lainnya dari berbagai disiplin ilmu, Nuhita Aunilah (Teknik Biomedis 2021), Lukas Ivander Mario Andrean (Kedokteran Hewan 2022), Farhan Rahmat (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol 2023), dan Ahmad Aziz Adyatma Salman (Teknik Mesin 2022) meeeka didampingi dosen Drh Agung Budiyanto MP PhD.
"Alat yang dikembangkan masih dalam bentuk prototipe atau purwarupa yang sudah fungsional dan dinamakan sebagai BoXing. Inovasi ini diharapkan menjadi terobosan baru di bidang industri sapi perah untuk mendapatkan jenis kelamin betina," Ide yang dibawakan adalah teknologi pemisahan sperma dengan memanfaatkan sifat dielektris dari sperma. "Sperma yang membawa jenis kelamin betina memiliki panjang kepala dan ketebalan membran yang lebih besar dibandingkan sperma yang membawa jenis kelamin jantan sehingga akan berpengaruh terhadap respons yang dihasilkan akibat medan listrik yang diterapkan," jelasnya
Dengan demikian, dalam medan listrik yang tidak homogen, sperma yang membawa jenis kelamin betina (X) dan sperma yang membawa jenis kelamin jantan (Y) akan menghasilkan respons berupa menjauhi elektroda (sperma X) dan mendekati elektroda (sperma Y). "Perbedaan respons inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai prinsip utama dalam sexing sperma sapi perah," jelas Ivan menambahkan.
Dengan prinsip tersebut, dalam perakitannya BoXing menerapkan metode Dielektroforesis-Mikrofluida yang diintegrasikan sehingga membentuk Lab-on-a-chip (LoC).
“Harapan kami terhadap prototipe ini mampu dikembangkan lebih lanjut guna peningkatan efisiensi program IB dalam pengembangan IPTEK di bidang teknologi veteriner nantinya dapat membantu pihak-pihak terkait dalam melakukan pemisahan sperma untuk mendapatkan anakan ternak unggul yang diinginkan,” ucap Ivan. (Vin)