Keberadaan Karya Seni di Kampus, Lahirkan Masyarakat Kritis dan Produktif

Photo Author
- Minggu, 1 September 2024 | 20:05 WIB
Alissa Wahid bersama Rektor UNU Yogyakarta dan Garin Nugroho dalam acara pembukaan pameran 'Indonesia 100 persen'. (Foto: Riyana Ekawati)
Alissa Wahid bersama Rektor UNU Yogyakarta dan Garin Nugroho dalam acara pembukaan pameran 'Indonesia 100 persen'. (Foto: Riyana Ekawati)


KRjogja.com - GAMPING - Karya seni menunjukkan pentingnya imajinasi dalam membuka jalan dan mengantarkan gagasan tentang kebangsaan dan keindonesiaan. Kehadiran karya seni di lingkungan pendidikan diharapkan bisa menjadikan kampus membawa tiga unsur penting dalam membentuk peradaban, yaitu sains, teknologi, dan estetika.

"Kehadiran galeri dan karya seni di lembaga pendidikan seperti Galeri NUsantara UNU Yogyakarta juga penting bagi generasi muda dan mahasiswa. Karena dari situ anak-anak muda yang tumbuh dalam tiga unsur peradaban. Yaitu sains, teknologi, dan estetika, akan melahirkan masyarakat sehat, kritis, dan produktif, serta punya sensitivitas pada kemanusiaan," kata sineas Garin Nugroho, seusai pembukaan pameran 'Indonesia 100 persen' di kampus Universitas NU (UNU) Yogyakarta, Sabtu (31/8/2024) malam.

Baca Juga: HUT ke-72, SMAN 9 Yogyakarta Giatkan Gelar Budaya

Dalam kesempatan itu Rektor UNU Yogyakarta Widya Priyahita mengatakan, keberadaan galeri seni di kampus UNU Yogyakarta sebagai bagian upaya membuka akses seni seluas-luasnya ke masyarakat. Keberadaan Galeri Seni NUsantara UNU Yogyakarta diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk menjadikan ruang-ruang publik sebagai tempat untuk menampilkan dan mengapresiasi karya seni.

"Apabila mahasiswa terpapar karya seni setiap hari, mereka akan terbiasa dengan karya seni dan menjadikan seni sebagai suatu kebutuhan. Ini akan menumbuhkan sisi estetika, olah rasa, dan mengasah kepekaan mereka pada kemanusiaan," ungkapnya.

Baca Juga: Rektor Undip: Undip Harus Salah!

Sementara itu putri almarhum Gus Dur, Alissa Wahid menyambut baik adanya pameran Indonesia 100 persen. Karena kegiatan seperti itu jarang diadakan di kampus. Untuk itu dirinya berharap adanya pameran tersebut dapat memancing nalar kritis pengunjung, terutama mahasiswa, melalui karya seni yang dipamerkan.

"Indonesia 100 persen bukan sekadar judul melainkan sebuah pernyataan. Di tengah tantangan global dan gejolak sosial-politik, pameran ini hadir sebagai pengingat akan kekayaan budaya dan semangat persatuan Indonesia," pungkasnya. (Ria)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X