Sampah Jadi Tema Pameran Arsip UGM 2024

Photo Author
- Rabu, 6 November 2024 | 13:42 WIB
(Istimewa)
(Istimewa)

KRjogja.com - YOGYA - Kreativitas Mahasiswa Kearsipan Universitas Gadjah Mada atau dikenal dengan sebutan “Kertas UGM" merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi sejak tahun 2014.

Kertas UGM menjadi sebuah program publikasi bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu yang dipelajari selama menjadi mahasiswa Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi. Melalui Pameran Arsip UGM ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar mempublikasikan arsip, tetapi juga sebagai media edukasi dan refleksi bagi masyarakat umum.

Setiap tahun, Pameran Arsip UGM selalu menyoroti isu-isu kontemporer yang relevan dengan kondisi masyarakat Yogyakarta. Pelaksanaan pameran di setiap tahunnya mengambil tajuk tema yang berbeda-beda berdasarkan kesepakatan antara PIC dan panitia pameran. Pada tahun ini, Tema Pameran Arsip UGM 2024 diangkat dari isu yang tengah berkembang dan menjadi masalah, yaitu sampah.

Baca Juga: Mitigasi Resiko Keuangan Masa Depan, Literasi Digital Dukung Pelajar dan Mahasiswa

Berangkat dari kutipan Michael Sheringham, Pameran Arsip UGM 2024 memilih untuk mengangkat permasalahan sampah sebagai tema pada pameran ini. Sampah selama ini hanya dianggap sebagai sebuah benda tak berguna, dilupakan, dan terlupakan. Setelah diamati kembali, ternyata sampah merupakan sebuah hal kompleks yang bersisian dengan keseharian kita, menunjukkan bagaimana sebuah kegiatan bergulir dan berakhir atau bahkan berlanjut tanpa usai.

Sampah yang kini menjadi sebuah krisis lintas sektoral dan tidak jarang menjadi sebuah masalah yang berulang-ulang di tengah masyarakat Yogyakarta dipilih sebagai tema pameran untuk menghadirkan kesadaran dari audiens dan refleksi terkait dengan sampah yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan kita.

Tajuk Pameran Arsip 2024 “Sisa-Sisa Kita: Sampah dalam Catatan yang Terserak di Yogyakarta,” Kertas UGM 2024 akan menyajikan beragam arsip, baik tektual hingga audiovisual, yang dikumpulkan, dipertemukan, dan dihubungkan dari individu, komunitas, maupun instansi pemerintahan baik melalui panggilan arsip maupun kerja sama terhadap terjadinya krisis sampah. Arsip-arsip ini bertujuan untuk membangun kesadaran terhadap kompleksitas permasalahan sampah dan dapat menginspirasi adanya perubahan yang dimulai dari diri sendiri dan komunitas.

Baca Juga: Belajar Buddhisme Humanistik bersama di Pusat Pendidikan Fo Guang Shan Indonesia

Pameran arsip UGM bertajuk “Sisa-Sisa Kita: Sampah Dalam Catatan yang Terserak di Yogyakarta” menampilkan 4 alur cerita pameran yang akan dilihat dan dinikmati oleh pengunjung. Adapun garis cerita terdiri dari Sisa-sisa kita; Polemik TPA Piyungan; Tilik soro; serta Sampah dan mereka yang bersuara. Adapun uraian dari masing-masing yaitu:

1. Sisa sisa kita
Ruang pameran arsip bertajuk “sisa-sisa kita” menghadirkan data terhadap sampah yang terserak di yogyakarta meliputi arsip data jumlah sampah, data sebaran TPS, data TPS yang masih layak dan tidak layak, data akumulasi sampah, dan lain-lain. Ruang ini menghadirkan data-data tentang sampah agar pengunjung dapat mengetahui jumlah sampah yang tertimbun di Yogyakarta tepatnya di sekitar lingkungan tempat mereka tinggal berdasarkan data dan fakta konkret. Diharapkan dengan adanya data ini pengunjung lebih sadar serta dapat melihat sendiri jumlah sampah yang tertimbun di Yogyakarta sebagai isu krusial.

2. Polemik TPA piyungan
Ruang pameran arsip bertajuk “Polemik TPA Piyungan” akan menguraikan masalah yang terjadi secara lebih konkret dan terperinci tentang masalah tempat pembuangan akhir yang kurang banyak disorot oleh publik. Di ruangan ini, pengunjung akan disuguhkan dengan masalah TPA Piyungan pada pra operasional, operasional, dan Pasca Operasional. Tidak hanya arsip tekstual, terdapat pula arsip video dan audio visual yang ditampilkan dari beragam pencipta.

3. Tilik soro
Tilik berarti “melihat” soro berarti “kesedihan”. Di dalam ruangan bertajuk “Tilik Soro” ini akan menghadirkan masalah sampah secara luas. Ruangan ini akan menyajikan beragam isu-isu sampah yang ada di Yogyakarta seperti Tempat pembuangan sampah kurang layak, masyarakat masih membuang sampah sembarangan padahal terpasang banner berisi himbauan larangan untuk membuang sampah sampah serta isu-isu sampah lainnya yang menjadi masalah di ruang publik. Diharapkan dengan adanya ruangan “Tilik soro” pengunjung lebih peduli dan sadar akan isu-isu lingkungan yang harus menjadi perhatian dan tindakan nyata untuk memperbaikinya

4. Sampah dan mereka yg bersuara
Di dalam ruangan ini, pengunjung akan disajikan tentang keresahan masyarakat terkait dengan sampah. Kritik-kritik tentang kemarahan, kekecewaan,dan kesedihan mengenai sampah akan terlihat. Selain itu, ruangan ini akan menampilkan aksi peduli dalam ruang lingkup UGM dan Non UGM dari berbagai individu, UMKM, Komunitas dan lingkup organisasi terkait dengan upaya-upaya yang telah dilakukan dalam pengurangan sampah. Ruangan ini bertujuan untuk menginspirasi pengunjung agar ikut serta turun dalam aksi pengurangan sampah yang dapat dimulai dari langkah kecil dan nyata oleh setiap individu.(*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X