Kuliah Tamu Prof Rochmadi di FT - UST, Tidak Ada Alih Teknologi Gratis

Photo Author
- Selasa, 29 April 2025 | 18:20 WIB
Prof Ir Rochmadi SU PhD IPU ASEAN Eng (guru besar Teknik Kimia UGM)  di kampus FT-UST, Jalan Miliran 16 Mujamuju, Umbulharjo Yogyakarta, Selasa (29/04/2025).    (istimewa)
Prof Ir Rochmadi SU PhD IPU ASEAN Eng (guru besar Teknik Kimia UGM) di kampus FT-UST, Jalan Miliran 16 Mujamuju, Umbulharjo Yogyakarta, Selasa (29/04/2025). (istimewa)


Krjogja.com - YOGYA - Tidak ada alih teknologi secara gratis, perlu merebutnya dengan tenaga dan usaha sendiri. "Memang sering diwacanakan alih teknologi. Kenyatannya, negara yang memiliki teknologi biasanya tidak mau melepas begitu saja. Soal persaingan teknologi, taruhlah negara Korea Selatan itu bersaing ketat soal teknologi elektronik dengan negara Jepang.

Hasilnya teknologi Korea bisa didepan karena kemauan, dedikasi ingin menjadi yang terdepan," kata Prof Ir Rochmadi SU PhD IPU ASEAN Eng (guru besar Teknik Kimia UGM) di kampus FT-UST, Jalan Miliran 16 Mujamuju, Umbulharjo Yogyakarta, Selasa (29/04/2025).

Kegiatan ini untuk Menyongsong Hari Pendidikan Nasional (Hardikanas), Fakultas Teknik (FT) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta Prof Rochmadi menyampaikan materi 'Masa Keemasan Kemajuan Teknologi Industri dan Kimia Pada Abad ke-18 di Jawa'. Kuliah tamu dipandu Reza Bayu Kurniaqan MSc. Kegiatan ini dibuka dan diberi pengantar oleh Dr Iskandar Yasin ST MT, Dekan FT - UST Yogyakarta.

Baca Juga: Lomba Catur SMK Dr Sutomo Temanggung Gali Potensi Atlet Muda

Menurut Prof Rochmadi, alih teknologi dalam bidang apapun memang tidak mudah, butuh waktu, biaya besar untuk menyiapkan tenaga ahli. "Alih teknologi memiliki korelasi dengan kemandirian teknologi. Indonesia sudah hampir 80 tahun, sudah merdekakah dalam hal teknologi? Realitas bisa menunjukkan apa yang terjadi. Alih teknologi lemahnya di follow-up, sering gagal di bagian akhir," ujarnya.

Untuk itu, tingkatkan semangat dengan memperkuat tekad dan sikap mental yang baik dan mulia. Ditegaskan, teknologi membutuhkan kolaborasi, dedikasi dari berbagai bidang. "Teknologi juga perlu melek ekonomi dan humanitas," tuturnya.

Rochmadi dalam kesempatan itu, pada awal acara mengupas keadaan abad 18 di Jawa. Pada masa itu, yang berkuasa VOC dengan menguasai perdagangan Nusantara berbasis hasil bumi, perkebunan dan pertanian. Misal rempah-rempah, pala, coklat, gula pasir, teh, kopi, kakao. Dalam konteks ini, industri kimia yang paling besar adalah pabrik gula. "Ada 140 pabrik gula," ujarnya.

Baca Juga: Lomba Catur SMK Dr Sutomo Temanggung Gali Potensi Atlet Muda

Pada bagian lain, Rochmadi mencatat, industri kimia yang berkembang di Indonesia sekarang, seperti minyak, gas bumi, pupuk, semen, pulp dan kertas, polimer, serat pakaian. Selain itu, pengolahan makanan, farmasi/obat-obatan.(Jay)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X