Prodi Teknik Industri Program Magister FTI UII, Jawab Tantangan Zaman dengan Program Luwes

Photo Author
- Kamis, 1 Mei 2025 | 09:36 WIB
Kaprodi MTI FTI UII Winda Nur Cahyo PhD, penerima LPDP Susanti Lesnussa dan mahasiswa yang selesai ujian thesis Akbar Kurniawan  (Fadmi Sustiwi)
Kaprodi MTI FTI UII Winda Nur Cahyo PhD, penerima LPDP Susanti Lesnussa dan mahasiswa yang selesai ujian thesis Akbar Kurniawan (Fadmi Sustiwi)


Krjogja.com Sleman - Untuk menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan tinggi yang adaptif, Prodi Teknik Industri Program Magister FTI UII membuka program dengan lima skema kelas yang berbeda dan sifatnya luwes. Dengan berbagai pilihan kelas ini, diharapkan para profesional dan lulusan sarjana dapat memilih jalur pendidikan yang paling sesuai dengan situasi dan tujuan karier mereka.

“Kelas yang dibuat fleksibel ini untuk mengatasi problem kesulitan bagi mereka yang bekerja sambil kuliah. Misal di kelas regular kemudian kesulitan membagi waktu bisa pindah ke kelas blended,” ujar Kaprodi Teknik Industri – Program Magister FTI UII Winda Nur Cahyo PhD kepada media di sebuah rumah makan di Jl Kaliurang KM 14, Selasa (29/4) siang.

Kaprodi TI Program Magister didampingi didampingi mahasiswa baru program LPDP asal Pulau Buru Susanti Lesnussa, mahasiswa yang baru mempertahankan thesis dari PT Kalimantan Prima Persada Akbar Kurniawan dan mahasiswa yang Rabu (30/4) pagi ini melaksanakan ujian tertutup disertasi Ahmad Padhil.

Baca Juga: 60 Persen Anak Usia 3 Tahu Mengalami Ketidakteraturan Susunan Gigi

Kelima jenis kelas yang ditawarkan meliputi Kelas Reguler, Kelas Blended, Fast Track & Double Degree, Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), serta Kelas By Research. Setiap skema dirancang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam menempuh studi di tengah kesibukan dunia kerja. "Pembukaan lima kelas ini merupakan bentuk komitmen kami dalam menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan tinggi yang adaptif," ujar Winda Nur Cahyo.

Langkah ini diambil sebagai upaya memberikan alternatif pendidikan yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan latar belakang profesional calon mahasiswa. Mengingat animo belajar S-2 juga meningkat. “Kenaikan jumlah lulusan S-2 secara merata, mencapai duakali lipat,” sebutnya. Menurut Winda Nur Cahyo, tidak lama lagi masyarakat akan memandang untuk memasuki ruang kerja, tidak cukup hanya lulusan S-1 saja. Di tengah kompetisi, realitas menarik yang menjadi tantangan bagi perguruan tinggi menyiapkan program S-2 dan juga S-3 dengan bagus.

Penerima beasiswa LPDP Afirmasi asal Universitas Iqra Buu Namlea Kabupaten Buru Maluku, Susanti Lesnussa mengungkap, pilihan ke MTI UII atas dasar pertimbangan akademik, relevansi bidang studi dan dukungan terhadap tujuan besar LPDP yang saya emban. Disebutkan, LPDP Afirmasi adalah beasiswa untuk kelompok tertentu seperti daerah 3T, penyandang disabilitas, dan masyarakat adat.

Susanti yang bercita kembali ke tanah kelahirannya dan menjadi dosen di almamaternya menjelaskan proses seleksi di LPDP. Sebagai penerima beasiswa LPDP ujarnya, saya juga berkewajiban untuk memlilh program pendidikan yang tidak hanya berkualitas tinggi. Tetapi juga berkontribusi langsung terhadap pembangunan nasional.(Fsy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X