Krjogja.com SEMARANG - Disertasi Agung Budi Margono yang menyoroti krisis Waduk Jatibarang di Kota Semarang, mengungkap fakta mencemaskan soal keberlangsungan Waduk tersebut, yang hanya memiliki sisa umur teknis 21,1 tahun dari rencana 50 tahun. Ini terjadi akibat sedimentasi sebesar 268.000 m³ per tahun.
Dalam ujian terbuka disertasi yang dilakukan pada Rabu (26/6) di Gedung sekolah Pasca Sarjana Undip di Semarang, Agung menyoroti penurun5an kapasitas tampung efektif yang mencapai hampir 2 juta meter kubik hanya dalam lima tahun pertama operasional. Dalam ujian terbuka tersebut, Agung menawarkan model pengelolaan berbasis kolaborasi yang menekankan pada pentingnya konservasi daerah tangkapan air (DTA), penghijauan sabuk hijau, serta pembangunan check dam.
Dalam penelitianya Agung menyebutkan, lebih dari 30 persen kawasan sabuk hijau belum ditanami secara optimal, dan dominasi tanaman sengon berakar dangkal turut mempercepat proses terjadinya erosi. Solusi yang ditawarkan mencakup penggunaan vegetasi tahan erosi dan peningkatan partisipasi masyarakat melalui skema legal.
· Agung juga menyoroti perlunya pembentukan regulasi daerah dan forum koordinasi antar lembaga untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan air, dan mencegah konflik antar pemangku kepentingan
Dengan pendekatan berbasis bukti dan kolaboratif, disertasi ini diharapkan bisa menjadi referensi kebijakan dalam merespons tantangan nyata pengelolaan sumber daya air di kota-kota besar di Indonesia, khususnya di Kota Semarang. (Bdi)